Benarkah Merayakan HUT Kemerdekaan RI Bid'ah dan Haram? | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Benarkah Merayakan HUT Kemerdekaan RI Bid'ah dan Haram?

Editor: MMA
Wartawan: M. Sulthon Neagara
Sabtu, 17 Agustus 2024 13:41 WIB

Dr KH Nasrullah Affandi. Foto: istimewa

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Belakangan ini banyak ustadz – terutama ustadz jenggot - menyatakan bahwa merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI hukumnya bid’ah dan . Alasannya karena Rasulullah SAW tidak pernah melakukan upacara kemerdekaan.

HUT Kemerdekaan RI ke-79 itu jatuh hari ini, 17 Agustus 2024. Semua rakyat Indonesia di seluruh pelosok negeri merayakan, kecuali kelompok jenggot dan Wahhabi.Rakyat Indonesia merayakan HUT RI dengan berbagai cara dan kreativitas sesuai adat istiadat setempat.

Benarkah hukumnya dan bid’ah? Wakil Ketua Komisi Kerukunan antar Umat Beragama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr. KH. Nasrulloh Afandi, Lc, MA, berpendapat sebaliknya.

Menurut dia, memperingati HUT Kemerdekaan 17 Agustus justru mendapatkan pahala di sisi Allah. “Karena memperingati 17 Agustus sebenarnya kita bersyukur pada Allah SWT atas nikmat kemerdekaan,” ungkap Gus Nasrul – panggilan Nasrullah Afanndi – dalam rilis yang diterima BANGSAONLINE, Sabtu ((16/8/2024).

Ia mengutip kaidah fikih yang berbunyi Al-Umuru bi Maqashidiha (setiap hal tergantung maksud dan tujuannya). “Tujuan bangsa Indonesia merayakan peringatan 17 Agustus adalah bentuk expresi rasa syukur atas nikmat kemerdekaan," tegas Gus Nasrul.

Ia juga mengutip firman Allah menegaskan: Lain Syakartum Laazidannakum. Bahwa Allah SWT memerintahkan untuk mensyukuri nikmat yang diberikan pada manusia.

“Ingat, kita mengibarkan bendera merah putih bukan berarti kita menyembah bendera, kita menghormati bukan berarti menyembah, tapi itu bagian dari rangkaian prosesi memperingati Hari Kemerdekaan RI yang diakulturasikan dengan protokol kenegaraan,” jelas salah satu Ketua Pergunu itu.

Gus Nasrul yakin, di hati setiap orang yang mengibarkan bendera sama sekali tidak ada rasa menyembah atau menyucikan bendera. “Nabi SAW sudah jelas menegaskan innamal a’malu binniyat, bahwa setiap pekerjaan itu tergantung niat," ujarnya. 

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video