Tingkatkan SDM Peternak, Pemkab Lamongan bersama IPB Deklarasikan Sekolah Peternak Rakyat

Tingkatkan SDM Peternak, Pemkab Lamongan bersama IPB Deklarasikan Sekolah Peternak Rakyat Bupati Lamongan bersama IPB saat deklarasikan Sekolah Peternak Rakyat (SPR) di Pendopo Kecamatan Ngimbang, Rabu (21/12/2022)

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan bersama Institut Pertanian Bogor () menggelar deklarasi Sekolah Peternakan Rakyat (SPR), di Pendopo Kecamatan Ngimbang, Rabu (21/12/2022). Upaya ini, guna meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) peternak yang ada di Kabupaten .

Deklarasi SPR yang diawali dengan diskusi dengan tokoh peternak dengan tokoh peternak dan pembentukan Dewan Perwakilan Pemilik Ternak (DPPT), serta penentuan manajer pengelola administrasi kegiatan ternak tersebut merupakan penanda dimulainya SPR di Kabupaten .

SPR pertama di Kabupaten ini, akan dilaksanakan pada 3 lokasi yakni Kecamatan Ngimbang, Sambeng, dan Sukorame.

Bupati Yuhronur Efendi mengatakan, adanya SPR ini, merupakan suatu hal yang luar biasa. Mampu menambah wawasan dan pengetahuan peternak-peternak sapi , yang memang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya dalam beternak.

"SPR hari ini telah dideklarasikan, ini sungguh sesuatu yang luar biasa. Selama 9 bulan panjenengan semuanya akan diberikan sebuah ilmu, diberi ilmu dan kemudian didampingi tentang bagaimana cara menjadi peternak sapi yang baik." tuturnya.

Selain itu, Ia menjelaskan, meskipun secara praktek sudah berpengalaman, tapi kalau ditambahkan ilmu, dirinya yakin akan lebih baik.

“Selain itu, yang lebih penting lagi setelah ini akan memiliki jaringan yang lebih luas, sehingga sapi akan lebih terjamin pemasarannya," katanya.

Bupati Yuhronur berharap, setelah adanya SPR itu, dapat menjadi sebuah referensi besar dalam bidang ternak sapi di Indonesia.

"Tentu saya senang sekali.dengan harapan beberapa tahun lagi peternakan di Kabupaten menjadi sebuah referensi besar, orang-orang akan mencari sapi ke . Dengan niat dan kesungguhan kita semua, saya optimis akan berhasil," tambahnya.

Kepala Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) , Prof. Muladno mengungkapkan, alasan kenapa SPR harus ada, karena 98 persen populasi ternak dimiliki peternak, sedangkan 2 persennya, dimiliki oleh industri. Jadi ada tau tidaknya ternak, tergantung dari peternak.

Menurutnya, memiliki pengalaman beternak yang luar biasa, namun ketika ditanya terkait ilmu ternak, para peternak ini dirasa kurang. Oleh sebab itu, dengan adanya pengalaman praktek yang handal dan ditambah dengan ilmu peternakan, diharapkan dapat memunculkan peternak-peternak yang lebih berdaya dan pintar.

"Ada 3 tujuan penyelenggaraan SPR, yang pertama adalah mengubah mindset pola pikir peternak, yang kedua mengajak peternak supaya mau berbisnis kolektif gotong royong agar lebih efisien, serta yang ketiga menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi," terang Muladno.

Ia juga menambahkan, SPR ini, akan dilaksanakan selama 9 bulan 10 hari, dengan pendampingan minimal 6 tahun setelah lulus nanti. Selanjutnya, lulusan SPR, nantinya akan bergabung dengan Solidaritas Alumni SPR Indonesia (SASPRI) dari berbagai wilayah di Indonesia.

Menurutnya, yang membuat maju SASPRI di Indonesia, sudah ada 20, tersebar di 10 kabupaten 7 provinsi, artinya mereka-mereka yang sudah mempunyai wawasan bisnis yang sudah bagus itu ada di 10 Kabupaten 7 provinsi, ini bisa membuka bisnis antar peternak.

"Peternak dari Jawa Timur dengan Kalimantan Selatan dengan Sulawesi. Mereka bisa berkomunikasi melalui jaringan SASPRI, dan bisnis mereka biar berjalan sendiri tanpa perantara supaya keuntungan bisa dinikmati bapak-bapak peternak semuanya," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan , M. Wahyudi menjelaskan, dipilihnya tiga lokasi (Sambeng, Ngimbang, dan Sukorame), karena tiga lokasi tersebut menyumbang populasi ternak terbesar di Kabupaten . Sehingga, kemudian 3 lokasi ini diutamakan sebagai yang pertama dilaksanakan SPR di . (qom/sis) 

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO