Ditemui Dua Pangeran Menpawah dan Landak, Kiai Asep Prihatin Kerajaan Cuma Simbol Tanpa Realita

Ditemui Dua Pangeran Menpawah dan Landak,  Kiai Asep Prihatin Kerajaan Cuma Simbol Tanpa Realita (Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA (jas hitam) saat berkunjung ke Raja Menpawah Pangeran Ratu Mulawangsa Dr Ir Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim dan Ratu Kenanga Dr dr Arini Mariam, MSc di Istana Amantubillah, Menpawah, Kalimantan Barat, Senin (19/9/2022). Foto: bangsaonline.com)

Menurut dia, kerajaan Menpawah mewakafkan tanah kepada Kiai Asep agar dibuat pondok pesantren. “Luasnya 6 hektar. Kalau tanah kerajaan luas. Masih ada sekitar 500 hektar,” kata Kamiran.

Kerajaan Mempawah adalah salah satu kerajaan Islam di Kalbar. Nama istananya: Amantubillah. Konon nama Mempawah itu diambil dari istilah Mempauh, sejenis pohon yang tumbuh di hulu sungai. Lalu dikenal dengan nama sungai Mempawah.

Kiai Asep sendiri pernah berkunjung ke Istana Amantubillah setahun lalu, tepatnya pada Senin (19/9/2022). Kiai Asep disambut resmi oleh Dr Ir Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim dan Ratu Kenanga Dr dr Arini Mariam, M.Sc. Mardan Adijaya merupakan Panembahan XIII Keraton Amantubillah.

Sementara Kerajaan Landak diwakili Mangku Gusti Nanang Mustafa lantaran rajanya masih kecil.

“Karena rajanya masih kecil,” kata Gusti Nanang kepada BANGSAONLINE.

Kini sekarang adalah . Ia ditabalkan menjadi Raja Keraton Ismahayana Landak ke- 41. Prosesi penabalan Pangeran Ratu menjadi Raja Keraton Ismahayana Landak dilakukan pada Sabtu (10/4/2021) pagi di Keraton Ismahayana Landak Kalimantan Barat.

Prosesi Penabalan dilakukan oleh Pangeran Shri Mangku Adiningrat Kusuma Negeri, H Gusti Nanang Mustafa.

Kiai Asep berjanji, jika suatu saat ke Kalimantan Barat lagi akan bersilaturahim ke kerajaan Landak.

“Kalau saya ke Pontianak saya akan datang ke tempat panjenengan,” kata Kiai Asep.

Penelusuran BANGSAONLINE dari beberapa sumber, kerajaan Landak juga kerajaan Islam. Semula kerajaan ini diperintah oleh Raden Ismahayana dengan gelar Raja Dipati Karang Tanjung Tua (1472-1542).

Setelah menganut agama Islam, ia dikenal dengan gelar Albdulkahar. Raden Ismahayana adalah anak tunggal Raden Kesuma Sumantri Indra Ningrat Ratu Angkawijaya Brawijaya VII yang juga dikenal dengan nama Pulang Palih VII dalam perkawinan dengan Dara Hitam, seorang putri Dayak.

Pada zaman pemerintahan raja pertama ini, kerajaan berkedudukan di Ningrat Batur, di sungai Terap/Mandor. (MMA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO