Oleh: Dr. KH. Ahmad Musta'in Syafi'ie
Rubrik Tafsir Al-Quran Aktual ini diasuh oleh pakar tafsir Dr. KH. A. Musta'in Syafi'i, Mudir Madrasatul Qur'an Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur. Kiai Musta'in selain dikenal sebagai mufassir mumpuni juga Ulama Hafidz (hafal al-Quran 30 juz). Kiai yang selalu berpenampilan santai ini juga Ketua Dewan Masyayikh Pesantren Tebuireng.
BACA JUGA:
- Usia Nabi Nuh 1.000 Tahun, Tapi "Gagal" Dakwahi Umatnya, Ini Perbedaan-Persamaan dengan Nabi Luth
- Fikih Kentut: Ulah Syetan Meniup Dubur agar Kita Ragu Wudlu Batal apa Tidak
- Tafsir Al Quran Aktual: Kebanggaan Kentut dan Seks Brutal Kaum Nabi Luth
- Siksa Dosa Homoseks Lebih Mengerikan Ketimbang Dosa Syirik dan Kufur Fir'aun
Tafsir ini ditulis secara khusus untuk pembaca HARIAN BANGSA, surat kabar yang berkantor pusat di Jl Cipta Menanggal I nomor 35 Surabaya. Tafsir ini terbit tiap hari, kecuali Ahad. Kali ini Kiai Musta’in menafsiri Surat Al-Anbiya': 71. Selamat mengaji serial tafsir yang banyak diminati pembaca di seluruh Indonesia dan luar negeri ini:
ISTRI NABI LUTH A.S. BRENGSEK
AL-ANBIYA’: 71-72
TAFSIR
Raja Namrud kecewa berat setelah melihat sendiri, Ibrahim Muda A.S. keluar dari api membara dengan seyum dan wajah ceria. Tak ada lecet sedikit pun terlihat di kulit beliau akibat jilatan api. Nabi Ibrahim justru malah nampak semakin ganteng dan bahagia.
Bahkan dengan serius melukiskan, bahwa sepanjang hidup beliau tidak pernah mengalami hawa sejuk nan nikmat melebihi kala berada di tengah api pembakaran.
Mendengar komentar itu, murka raja Namrud makin menjadi-jadi hingga berujung pada kematiannya yang sangat mengerikan. Dia dan kroninya sungguh sebagai manusia yang sangat sengsara dan merugi besar, “faja’alnahum al-akhsarin”.
Akhsar adalah bentuk “tafdlil” dari kata “khasir”. Akhsar adalah topnya kerugian, topnya kesengsaraan, tidak sekadar sengsara biasa, khasir.