Duet Miko-Fatikhin Jadi Nakhoda Baru AJI Kediri Periode 2024-2027

Duet Miko-Fatikhin Jadi Nakhoda Baru AJI Kediri Periode 2024-2027 Agung Kridaning Jatmiko (kiri) dan Kholisul Fatikhin (kanan) bersama Ketua Umum AJI Indonesia, Nani Afrida. Foto: Ist

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Aliansi Jurnalis Independen () Kediri punya nahkoda baru, yakni pasangan Agung Kridaning Jatmiko dan Kholisul Fatikhin. Mereka adalah Ketua dan Sekretaris Kediri periode 2024-2027.

Duet Miko-Fatikhin terpilih dalam Konferensi Kota (Konferta) Sabtu (29/6/2024) di Bukit Bintang Kota Kediri, salah satunya agendanya memilih nahkoda baru Kediri.

Miko-Fatikhin meraih suara terbanyak, usai mengungguli pasangan Ubaidillah-Hamam Defa. Pasangan Miko-Fatikhin akan menahkodai Kediri selama 3 tahun ke depan, menggantikan kepengurusan sebelumnya, Danu Sukendro-Rekian.

“Kepengurusan Kediri ke depan akan berupaya menguatkan organisasi dan kapasitas anggota,” kata Miko.

Menurut dia, diskusi ideologi perlu diperdalam. Miko juga berkomitmen mengembangkan lembaga pendidikan bentukan Kediri: Jayabaya Institute. Selain itu, rencana pembentukan biro di kawasan Tulungagung dan Trenggalek juga perlu segera tereksekusi.

Konferta diikuti 37 jurnalis dari 54 anggota yang tergabung di Kediri. Mereka tersebar di berbagai wilayah, antara lain Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek, Ngawi, dan Madiun.

Pada acara ini turut hadir sebagai peninjau, Ketua Umum Indonesia, Nani Afrida. Mantan jurnalis Jakarta Post ini mengatakan, kesolidan antaranggota dan jaringan menjadi modal utama menghadapi tantangan ke depan.

Kediri perlu ikut mengawal isu-isu yang berdampak terhadap publik. Misalnya rancangan UU KUHP dan UU Penyiaran yang yang mengancam kebebasan berekspresi,” kata Nani.

Selain Nani, pengurus Indonesia lainnya juga hadir pada acara ini. Di antaranya pengurus Bidang Gender, Ira Rahmawati, serta Majelis Pertimbangan Legislasi (MPL), Ika Ningtyas.

Konferta Kediri tak hanya memilih Ketua dan Sekretaris baru. Di akhir sesi, peserta juga memilih Majelis Pertimbangan Legislasi (MPL) dan Majelis Etik Peradilan Organisasi (MEPO) Kediri periode 2024-2027.

Sebelumnya, Kediri, telah menggelar acara desiminasi dan bedah buku jelang Konferensi Kota (Pra Konferta) ke-7 di tempat yang sama.

Desiminasi dan bedah buku dengan Judul Suara-suara Terabaikan itu menghadirkan pemateri tim penulis buku dan dua penanggap yakni Ketua Umum Indonesia, Nani Afrida, dan Dekan Fakultas Hukum (FH) Universitas Islam Kediri (UNISKA), Zainal Arifin.

Kegiatan desiminasi dan bedah buku Kediri itu juga dihadiri oleh puluhan peserta perwakilan berbagai komunitas, mahasiswa, lembaga, hingga sponsorhip PT Gudang Garam Tbk.

"Buku dengan judul Suara-suara Terabaikan membahas tentang isu-isu kaum minoritas yang terpinggirkan seperti disabilitas, penghayat, budaya, hingga keagamaan," Ketua Kediri Danu Sukendro, periode sebelumnya.

Danu menceritakan, desiminasi dan bedah buku ini bermula dari kegiatan workshop penulisan indept reporting Jayabaya Institut yang digelar beberapa bulan lalu.

Menurut dia, penulisan in-depth reporting itu memang sangat jarang diminati oleh para penulis khususnya para jurnalis. Hasilnya, workshop 7 penulisan in-depth reporting itu dibukukan dengan judul Suara-suara Terabaikan ditambahkan 4 luaran pelatihan yang digelar Kediri. 

"Ada 11 penulis di buku Suara-suara Terabaikan," jelasnya.

Sementara itu, Ketua umum Indonesia, Nani Afrida, yang turut hadir sebagai pemantik dalam acara tersebut, menyampaikan rasa senang dengan pembuatan buku dengan Judul Suara-suara Terabaikan. 

"Terima kasih kepada Kediri berharap acara Konferta akan berjalan sukses," ucapnya. (uji/mar)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO