Kagumi Prestasi Amanatul Ummah, Kementerian Pendidikan Malaysia Studi Banding ke Pacet Mojokerto

Kagumi Prestasi Amanatul Ummah, Kementerian Pendidikan Malaysia Studi Banding ke Pacet Mojokerto Dzulhilmi Bin Nawawi menyerahkan cindramata kepada Prof Dr KH Asep Saifuddin Challim, MA, di kediamannya Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto, Selasa (10/9/2024). Foto: MMA/bangsaonline

Seorang guru, kata Kiai Asep, tak boleh berhenti menjelaskan sampai muridnya mengerti. Begitu juga sebaliknya, seorang murid tak boleh berhenti bertanya sampai ia mengerti.

“Tapi kalau sudah mengerti tak boleh bertanya lagi,” kata Kiai Asep.

Kenapa? “Saya punya pengalaman pahit. Pelajaran fisika saya diberi nilai 2 (dua) oleh guru saya gara-gara saya sudah mengerti tapi masih bertanya,” kata Kiai Asep sembari mengatakan bahwa murid yang sudah megerti tapi masih bertanya itu sama dengan mengetes ilmu sang guru.

Menurut Kiai Asep, Al-Quran juga melarang murid yang sudah mengerti tapi masih bertanya.

Kedua, sistem yang kompetentif. “Di sini (Amanatul Ummah) ada dauroh. Yaitu try out yang mempelajari dan memprediksi soal-soal yang akan ada dalam test (masuk perguruan tinggi). Lalu dibahas. Jadi remidi ini berkali-kali,” kata Kiai Asep.

Program remedial adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada siswa yang belum menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan guru dengan maksud mempertinggi penguasaan bahan ajar sehingga siswa diharapkan mampu mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan untuk mencapai ketuntasan belajar yang nantinya berdampak baik bagi prestasi belajar siswa.

“Jadi pelajaran itu ditarik dari akarnya sehingga murid yang tidak mengerti menjadi mengerti,” tutur Kiai Asep sembari mengatakan bahwa try out itu dilakukan sampai 30 kali lebih.

Menurut Kiai Asep, dauroh inilah yang banyak mengantar santri-santri Amanatul Ummah diterima di perguruan tinggi negeri favorit dan juga di luar negeri.

“Jadi kita berhasil berkat layanan kita,” katanya.

Menurut Kiai Asep, belajar ilmu itu sama dengan mencari ikan di sungai. “Kalau kita dapat ikan, lalu dapat lagi, kita betah di dalam sungai,” tuturnya.

Namun yang paling penting lagi adalah kesungguhan kita. “Saya mengajar ngaji sendiri setiap habis salat jemaah Subuh. Saya mengimami salat malam dan salat jemaah Subuh. Setelah itu saya mimpin apel,” katanya.

Ketiga, tegas Kiai Asep, semua guru Amanatul Ummah harus menyekolahkan anak-anaknya di sekolah terbaik. “Mana sekolah terbaik. Ya di Amanatul Ummah,” katanya.

Jadi, semua guru Amanatul Ummah wajib menyekolahkan anak-anak di Amantul Ummah.

“Kalau ada guru Amanatul Ummah tak menyekolahkan anaknya di Amanatul Ummah dianggap mengundurkan diri,” tegas Kiai Asep.

“Semua anak saya sekolah di Amanatul Ummah. Saya punya 9 anak. Cucu-cucu saya juga sekolah di Amanatul Ummah. Saya sekarang punya 19 cucu. Kalau mau sekolah di luar bubarkan dulu Amanatul Ummah,” kata Kiai Asep tegas.

Putra-putri Kiai Asep yang semuanya lulusan Amanatul Ummah kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi di luar negeri, antara lain ke Mesir, Maroko dan Inggris.

Kiai Asep mengaku heran terhadap kiai yang mengelola pondok pesantren atau lembaga pendidikan tapi menyekolahkan anak-anaknya ke SMA Negeri.

“Gak percaya diri terhadap sekolah yang dikelola sendiri,” tegas Kiai Asep.

Kiai Asep mengaku selalu ditanya dari mana dana untuk membiayai lembaga pendidikan yang diasuhnya. Apakah dapat sumbangan dari pemerintah?

“Saya tak mau menerima sumbangan kalau untuk lembaga. Saya takut kehilangan rasa percaya diri,” tegasnya. “Tapi kalau untuk murid gak apa-apa, misalnya dana BOS atau BOSDA,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa dana itu gampang jika kita memiliki santri banyak. Dari makan santri saja sudah bisa mencapai miliaran rupiah tiap bulan. Tinggal pengelolaan dan manajemennya.

“Saya punya banyak bendahara,” kata Kiai Asep yang kini memiliki sekitar 14.000 santri.

Kiai Asep kemudian menjelaskan 7 kunci sukses belajar. Apa saja?

“Pertama, anak-anak harus bersungguh dalam belajar. Ajeg dalam kesungguhan,” kata Kiai Asep.

Kedua, kata Kiai Asep, kalau makan jangan sampai kenyang. Karena kenyang itu menyebabkan kemalasan, ngantuk, dan (datangnya) penyakit,” katanya.

Ketiga, mudawamatul wudlu. Selalu punya wudlu. “Wudlu itu cahaya. Ilmu yang disampaikan guru juga cahaya. Jadi kalau cahaya datang lalu diterima oleh cahaya, mudah menyatu,” kata Kiai Asep.

Keempat, tarkul ma’asyi (meninggalkan atau menjauhi maksiat). “Boleh mencintai orang lain tapi tak boleh bercinta,” kata Kiai Asep sembari menegaskan bahwa dosa itu beban.

“Dosa itu membebani dirinya,” katanya.

Kelima, qiratul Quran nadlron. Yaitu membaca al-Quran dengan cara melihat tulisan al-Qurannya. “Karena membaca al-Quran bi nadlron itu mengajak berpikir. Bagaimana melafalkan huruf,” katanya sembari mengatakan bahwa baca al-Quran itu harus istiqamah, tiap hari.

Keenam, salat malam. “Banyak hikmah yang kita peroleh lewat salat malam. Permohonan ampun kita mudah diterima,” kata Kiai Asep.

Menurut Kiai Asep, jika permohonan ampunan kita diterima oleh Allah, maka semua permintaan atau hajat kita mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Termasuk permintaan ilmu.

Kiai Asep menyatakan bahwa salat malam yang ia praktikkan sebanyak 12 rakaat dengan enam kali salam. Lalu ditutup dengan tiga rakaat salat witir dengan dua kali salam.

Ketujuh, jangan beli jajan atau makan di luar pondok pesantren. Menurut Kiai Asep, banyak sekali efek negatif jika para santri makan diluar. Selain soal kesucian, kehalalan dan higiniesnya yang kadang diragukan juga menimbulkan aspek sosial kurang bagus.

Kiai Asep memberi contoh. Kalau ada santri beli makan di luar, lalu ada orang melihat tapi tak bisa membeli, karena tak punya uang, maka pasti menimbulkan situasi tak nyaman pada diri orang yang tak mampu membeli itu.

“Makanan yang seperti itu hilang barakahnya,” kata Kiai Asep

Kiai Asep juga menjabarkan kiat untuk mencapai sukses terutama dalam kepemimpinan. Menurut dia, kita harus punya empat akses.

“Pertama kita harus punya akses intelektual,” tegasnya.

Kedua, tegas Kiai Asep, punya akses jaringan. Ketiga, akses sosial. Kempat, akses finansial. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO