Analisis Konten Fufufafa, Cermin Karakter Gelap Manusia

Analisis Konten Fufufafa, Cermin Karakter Gelap Manusia Ilustrasi: nationalgeographic.grid.id

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Konten akun Fufufafa di platform Kaskus mengagetkan sekaligus memprihatinkan banyak pihak. Selain merendahkan orang lain juga jorok.

Konten Fufufafa menyerang pribadi Prabowo Subianto. Secara vulgar dan kejam. Bahkan anak semata wayangnya, Didit Hediprasetyo, yang sejatinya tak ikut-ikutan dalam politik, juga jadi sasaran serangan. Didit dicemooh sebagai orang yang memiliki orientasi seksual menyimpang.

Akun Fufufafa itu disebut-sebut milik Gibran Rakabumingraka, Putera sulung Presiden Jokowi. Yang terpilih sebagai wakil presiden. Tapi ketika wartawan mengonfirmasi pada Gibran, ia membantah. Ia minta wartawan menanyakan kepada pemilik akun.

Menteri Kominfo Budi Arie juga membantah. Ia bahkan menjadi penangkal serangan bagi Gibran.

“Enggak, bukan (milik Gibran). Saya jelasin di DPR ya. Bukan. Nanti lagi dicari, pasti ketahuan. Yang pasti bukan punya Mas Gibran,” kata Budi kepada awak media di Kantor Ke, Jakarta Pusat pada Kamis, 12 September 2024.

Tapi pakar telematika Roy Suryo yakin 99,9 akun itu milik Gibran.

"Kita sebagai manusia sebenarnya boleh yakin kan, tapi Allah memberikan kita jangan terlalu sempurna, gitu. Karena kalau kesempurnaan kan milik Allah. Ya sudahlah (yakin) 99,9 persen lah. Kalau disurvei itu kan dan margin of error gitu. Nah itu 0,1 persennya margin error," tegas Roy Suryo dikutip Suara.com dari tayangan dikanal YouTube mantan Ketua KPK Bambang Widjojanto, Jumat (13/9/2024).

Bagaimana respon publik? Mayoritas netizen yakin akun itu milik Gibran. Bahkan sekarang mereka ramai-ramai mengecam Menkominfo Budi Arie yang juga ketua umum Projo.

Netizen juga menganggap Budi Arie membela Gibran secara serampangan. Disebut serampangan karena asal jeplak. Tak rasional. Sehingga – diakui atau tidak –pembelaan Budi Arie terhadap Gibran dianggap blunder. Artinya, makin menyudutkan Gibran.

Kini para netizen memviralkan tagar “cebok nasional”. Mereka mengantisipasi skenario istana -terutama Menkominfo - memunculkan seseorang yang akan mengaku pemilik akun Fufufafa. Atau dengan cara ditangkap seolah-olah ia pemilik akun Fufufafa.

Fufufafa memang heboh. Bahkan sangat heboh. Namun tulisan ini tak akan membahas siapa pemilik akun Fufufafa. Tulisan ini justru fokus untuk menganalisis konten . Terutama dalam perspekif psikologi.

Dari beberapa postingan yang sempat terscreenshot – sebanyak 2100 postingan Fufufafa sudah dihapus – tampak jelas bahwa konten Fufufafa mengabaikan etika dan moral. Bahkan masuk kategori kurang ajar dan bengis.

Postingan-postingan itu selain merendahkan Prabowo dan keluarganya juga cenderung jorok kepada artis yang sejatinya sudah berkeluarga. Salah satunya artis kondang Syahrini.

Dalam perspektif psikologi postingan-postingan Fufufafa itu bisa dikategorikan sebagai produk dari seorang ber. Atau populer dengan istilah dark traits. Ada juga yang menyebut dark personality: berkepribadian gelap.

Orang yang ber cenderung menjadi raja tega, kejam, bengis, tak peduli, sinis, licik, manipulatif, lihai menipu, ekploitatif, arogan, merendahkan orang lain, merasa lebih tinggi dari orang lain, haus kekuasaan, dan selalu mengabaikan akhlak dan moral. Dan yang terpenting lagi, ia selalu berbohong, mementingkan diri sendiri dan keluarganya. Tak peduli orang lain.

Paparan Margaretha cukup menarik tentang ini. Mengutip Buckels, Jones, & Paulhus, 2013; Chabrol, Leeuwen, Rodgers, & Séjourné, 2009, ahli psikologi Unair itu mengungkap Tetrad Dark Traits atau empat manusia.

Pertama, . Orang yang berkarakter cenderung bersikap dingin, dan sinis. Ia cenderung tak punya etika sehingga perilakunya tidak sopan dan mengabaikan moral. Bahkan ia licik, haus kekuasaan, dan manipulatif.

Kedua, narsisme. Orang yang narsis selalu merasa posisinya lebih tinggi dibanding orang lain. Ia songong dan sering merendahkan orang lain.

Ketiga, psikopat. Nah, orang yang punya karakter psikopat tidak peduli dengan orang lain. Ia juga sering menabrak norma sosial. Ia sama sekali tak punya empati.

Keempat, sadism. Ia punya karakter sadis. Bahkan suka menyakiti orang. Jadi ia tak punya orientasi untuk membantu orang lain, apalagi menyenangkan orang lain. 

Lihat juga video 'Soal Anggaran Menhan untuk Alutsista Rp 1.700 Triliun, Ini Komentar Kiai Asep':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO