Flaring JOB P-PEJ dan Blok Cepu di Bojonegoro terus Bermasalah, Kali Ini Timbulkan Bau Busuk

Flaring JOB P-PEJ dan Blok Cepu di Bojonegoro terus Bermasalah, Kali Ini Timbulkan Bau Busuk Warga Desa Ngampel saat sosialisasi flaring sumur Pad A JOB P-PEJ. foto: eki nurhadi/ BANGSAONLINE

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Warga sekitar pengeboran minyak dan gas bumi (migas) Joint Operating Body Pertamina-Pertrochina East Java (JOB P-PEJ) Lapangan Sukowati, Blok Tuban di Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Bojonegoro mengeluhkan bau tidak sedap dari aktivitas pembakaran gas suar atau flaring.

Flaring itu dilakukan operator JOB P-PEJ di lokasi sumur Pad A. Tujuan pembakaran gas suar itu tidak lain untuk mengeluarkan minyak dan gas dari dalam perut bumi melalui tapak sumur yang ada. Namun, imbas flaring itu warga sekitar menghirup bau tidak sedap menyerupai telur busuk.

Warga sekitar beberapa waktu lalu sudah mengadukan munculnya bau busuk itu kepada operator, juga sakaligus meminta kompensasi dampak aktivitas flaring tersebut. JOB PPEJ kemudian menggelar pertemuan sekaligus sosialisasi flaring di lokasi sumur Pad A kepada masyarakat warga Desa Ngampel. Ada sekitar 60 warga sekitar hadir di salah satu rumah warga.

Dalam pertemuan itu, Field Administration and Supperintendent (FAS) JOB P-PEJ Blok Tuban, Akbar Pradima mengatakan bahwa bau yang muncul itu tidak berbahaya. "Masyarakat tetap tenang," katanya, Sabtu (16/1/16).

Meski begitu, warga tetap tidak nyaman dengan bau busuk tersebut. Sucipto, salah satu warga menegaskan, dia dan warga lainnya meminta kepada pihak operator untuk segera memberikan kompensasi yang dikehendaki oleh warga desa Ngampel akibat bau tidak sedap yang ditimbulkan dari pembakaran Flaring di Pad A sejak November lalu.

"Yang pasti pembakaran sudah dilakukan dua bulan yang lalu, tapi kenapa kompensasi baru diomongkan sekarang, seharusnya kalau flaring ini adalah uji coba juga harus dikaji ulang bagaimana dampak ke warga nantinya," ujar Sucipto geram.

Bau tidak sedap juga muncul dari pembakaran gas suar (flaring) di proyek migas Banyu Urip Blok Cepu, di Kecamatan Gayam, Bojonegoro.

Warga RT 04 RW 01, Dusun Ledok, Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro sejak beberapa minggu terakhir mengeluhkan bau busuk yang ditimbulkan dari aktivitas pembakaran gas suar (flaring) tapak sumur (well pad) B lapangan minyak dan gas bumi (migas) Banyu Urip Blok Cepu di Bojonegoro.

Priyanto, 65, warga setempat, menuturkan, bau menyengat seperti telur busuk sering muncul pada sore hingga malam. “Bau menyengat seperti telur busuk itu sering muncul pada saat-saat tertentu terutama pada sore dan malam hari,” ujar Priyanto yang rumahnya hanya berjarak 500 meter dari flaring.

Selain menimbulkan bau busuk, kata Priyanto, aktivitas pembakaran gas suar itu juga menimbulkan suhu yang panas. Ia dan istrinya, Sayemiyati, mengaku kesulitan tidur lantaran hawa yang panas dan kondisi malam yang terang benderang.

Hal senada juga diungkapkan oleh Parti, 60, dan Ngasipan, 62, warga setempat. Ia menuturkan, bau menyengat seperti solar itu sering menimbulkan pusing dan mual. Bahkan, kata dia, ada beberapa warga yang muntah-muntah lantaran mencium bau menyengat yang diduga dari aktivitas pembakaran gas suar tersebut. (nur/rev)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO