Gedung Ponek RSUD Ibnu Sina Gresik Siap Diresmikan

Gedung Ponek RSUD Ibnu Sina Gresik Siap Diresmikan Gedung ponek RSUD Ibnu Sina di Jl.Dr Wahidin SH. foto: syuhud/ BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Pembangunan gedung ponek RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah), yang dikerjakan kontraktor PT Abipraya akhirnya rampung. Pembangunan gedung dengan 5 lantai itu pun siap diresmikan. Gedung yang dicanangkan pada pemerintahan SQ (Sambari Halim Radianto-Moh.Qosim) jilid I ini dipastikan akan dilaunching Bupati-Wabup terpilih hasil Pilkada Gresik kemarin.

Cabup terpilih, Sambari Halim Radianto sendiri di beberapa kesempatan menunjukkan kepada masyarakat Kabupaten Gresik kalau telah memiliki gedung ponek 5 lantai di RSUD Ibnu Sina. Dengan demikian, RSUD Ibnu Sina merupakan salah satu rumah sakit besar di Jatim. RS tersebut menjadi rujukan beberapa kabupaten/kota di Jatim.

Namun demikian, Sambari tidak berharap kalau masyarakat Gresik yang masuk (dirawat,red) di RS tersebut. "Biar masyarakat dari daerah lain saja yang masuk," kata Sambari dalam beberapa kesempatan.

Proyek gedung Ponek RSUD Ibnu Sina dibangun dengan dana APBD Gresik dengan sistim multi years(berkelanjutan) senilai Rp 90 miliar lebih.

Menurut Kepala Bagian TU RSUD Ibnu Sina, Teguh Imam Subagyo, bahwa proyek pembangunan gedung ponek tahap II sudah rampung. " Proyek tersebut sekarang sudah finishing, " kata dia baru-baru ini.

Teguh menjelaskan, managemen RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Ibnu Sina Kabupaten Gresik membuat gedung Ponek, karena kondisi RS (rumah sakit) terbesar milik Pemkab Gresik itu kerap overload (melebihi kapasitas) untuk menangani pasien. Terutama, pasca RSUD diberikan tanggungjawab menangani pasien dari program BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).

Karena itu, manajemen RSUD membangun gedung baru tersebut. Gedung dibangun di atas lahan 3.000 meter persegi dengan luas bangunan 2.000 m meter persegi. Gedung dibangun dengan konstruksi lima lantai. "Total anggaran gedung ponek mencapai Rp 90 miliar lebih dengan cara multi years (berkelanjutan)," tutur dia.

Ditegaskan Teguh, pembangunan gedung Ponek, dilakukan dua tahap. Tahap awal, pada APBD tahun 2014, dialokasikan anggaran sebesar Rp 29 miliar. Kemudian, sisanya tahap II Rp 60 miliar lebih. "Dengan anggaran sebesar itu, kami estimasikan rampung," jelasnya.

Sekadar diketahui, sesuai dengan ketentuan RS yang memiliki gedung ponek harus memerhatikan kreterai yang disyaratkan RS berstandar nasional maupun internasional. Syarat itu di antaranya, ada dokter jaga yang terlatih di UGD (unit gawat darurat) untuk mengatasi kasus emergensi baik secara umum maupun emergensi obstetrik-neonatal. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim ponek di rumah sakit meliputi resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus.

Kemudian, RS mempunyai Standard Operating Prosedur (SOP) penerimaan dan penanganan pasien kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal.

Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu. Mempunyai standar respon time di UGD 10 menit, di kamar bersalin kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam.

Tersedia kamar operasi yang siap siaga 24 jam untuk melakukan operasi bila ada kasus emergensi obstetrik atau umum. Dan tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari 30 menit. (hud/ns)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO