Peringatan HSN di Ponpes Seblak Tebuireng: Santri Modern Harus Perangi Kebodohan

Peringatan HSN di Ponpes Seblak Tebuireng: Santri Modern Harus Perangi Kebodohan Suasana upacara Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Seblak foto: ROMZA/ BANGSAONLINE

Urutan tata cara upacara tidak berbeda dari biasanya. Namun, upacara kali ini diselipkan ikrar santri. Intinya santri berjanji untuk berpegang teguh berakidah ahlussunah wal jama’ah. Termasuk setia menjaga NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Makanya sangat aneh jika santri sekarang tidak mencintai negaranya, bahkan mengatakan negara ini kafir dan taghut,” kata Hidayat.

Pemahaman itu, lanjutnya, dikarenakan orang tersebut tidak memiliki rasa nasionalisme terhadap bangsanya.

Dalam sambutannya, wakil sekretaris PWNU Jatim ini lebih banyak mengulas sejarah lahirnya peringatan hari santri. Mulai revolusi fisik melalui resolusi jihad oleh NU tanggal 22 Oktober 1945 silam hingga dikeluarkannya Keppres tahun 2015 lalu tentang hari santri.

Bapak empat putra ini juga mengulas makna kata santri. Baik dari segi bahasa Arab ataupun bahasa Indonesia. “Dari bahasa Arab, kata santri pada intinya bermakna orang yang berguna bagi urusan diin, dunya dan akhirat,” urainya.

Kata santri juga bisa dimaknai dari akronim enam huruf yang membentuknya. Yaitu sederhana, amanah, nasionalis, toleran, rendah hati dan istikomah. “Karakter inilah yang harus dimiliki seorang santri di jaman sekarang, terutama dalam mengisi kemerdekaan yang sudah diperoleh,” pungkasnya.

Usai upacara, seluruh santri Pesantren Seblak didampingi para ustadz menuju masjid untuk membaca shalawat nariyah. Ini sesuai surat edaran dari PBNU. (rom/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO