Gencar Tahan Pejabat, Aroma Mistis Selimuti Kantor Kejari Gresik

Gencar Tahan Pejabat, Aroma Mistis Selimuti Kantor Kejari Gresik Kejari Gresik, Pandoe Pramoekartika saat ekspos kasus OTT di BPPKAD Gresik. Foto: SYUHUD ALMANFALUTY/BANGSAONLINE.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Gencarnya Kejaksaan Negeri (Kejari) Gresik mengusut kasus dugaan korupsi yang melibatkan sejumlah pejabat di lingkup Pemkab Gresik, tampaknya berbuah teror terhadap para pejabat, pegawai, maupun kantor Adhyaksa ini.

Teror itu berupa mistik (hal gaib), maupun berupa upaya dari orang tak bertanggung jawab yang mengaku Kajari maupun pejabat lain di Kejari untuk memanfaatkan situasi guna berbuat kejahatan.

Salah satu pegawai Kejari Gresik kepada BANGSAONLINE.com membenarkan teror-teror mistis tersebut. "Biasanya ada orang-orang tak bertanggungjawab menebar media-media untuk bahan mistis di sekitar kantor dan pagar Kejari Gresik. Seperti garam, bunga telon (bunga tiga jenis, red), dan lainnya. Sering Mas, kalau Kejari Gresik sedang mengungkap kasus korupsi," ungkap ia kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (15/1) malam.

Sebagai pegawai Kejari Gresik, ia mengaku tak takut dengan adanya teror-teror tersebut. "Gak takut Mas, ngapain takut," paparnya.

Selain teror, ungkap kasus yang dilakukan Kejari juga kerap dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab dalam berbuat kejahatan bermodus penipuan. "Teror itu ada aja Mas. Ada yang telepon gelap ngaku-ngaku sebagai Kajari dan penyidik minta sejumlah uang untuk menghentikan kasus korups," ujar Kajari Gresik Pandu Pramoekartika.

"Saat awal-awal pengusutan korupsi dana jasa pelayanan (Jaspel) di Dinkes, ada yang ngaku-ngaku saya (Kajari) minta sejumlah uang kepada tersangka. Ya kita langsung laporkan ke Polres Gresik agar diusut," terangnya.

Terpisah, Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Aswaja Wonokerto, Dukun, KH. Irsyadul Ibad kepada BANGSAONLINE.com menyatakan, orang yang pakai mistik dalam menuntaskan persoalan itu berarti orang yang tak percaya dengan tuhan. 

"Jadi orang-orang seperti itu tak mampu mengatasi masalah. Mereka ketakutan, akhirnya dukun bertindak untuk melemahkan aparat," katanya, Rabu (16/1)..

Ia kemudian menceritakan saat awal-awal mendirikan Ponpes Bumi Aswaja di Desa Wonokerto Kecamatan Dukun. "Waktu itu ada orang pake dukun di pesantren saya. Itu wah delean (diletakkan, red) macam-macam luar biasa. Bahkan ditenung itu sudah jadi makanan tiap hari, dihizib, diwirid, biar pesantren saya bubar. Jadi, biasa Mas begitu itu. Apalagi Kejaksaan yang tengah getol ngusut korupsi," imbuhnya.

Untuk itu, ia meminta Kajari Gresik Pandu Pramoekartika dan aparat penegak hukum tak khawatir dengan hal-hal itu. "Jalan terus. Kita tawakkal (pasrah, red) saja kepada Allah SWT, sambil ngaji, bersalawat itu senjata," pungkasnya. (hud/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO