Kediri Gelar Gerakan Serentak Penanganan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman

Kediri Gelar Gerakan Serentak Penanganan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Petani diberi pelatihan tentang cara pemasangan racun tikus di lahan pertanian.

KEDIRI, BANGSAOLINE.com – Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri menggelar Gerakan Serentak Penanganan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), Kamis (13/2) lalu.

Tak tanggung-tanggung, gerakan serentak ini dilaksanakan di 700 hektar lahan pertanian yang tersebar di 25 kecamatan wilayah Kabupaten Kediri. Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri Anang Widodo saat memimpin kegiatan di Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar mengatakan, kegiatan ini merupakan respons perhatian Bupati Kediri dalam hal pertanian. Pada puncak musim hujan banyak dilaporkan lahan pertanian mendapat serangan OPT terutama hama tikus.

"Saat ini mendesak untuk dilakukan adalah penanganan hama tikus. Karakter tikus, setelah baru melahirkan malamnya sudah berkembangbiak lagi. Bahkan ketika berusia tiga minggu, anak tikus sudah siap berkembang biak. Ini menyebabkan dalam kondisi normal, satu pasang saja bisa berkembang menjadi 1.100 ekor," jelasnya.

Ditambahkan oleh Anang, pengendalian tikus yang dilaksanakan kali ini adalah pelatihan kepada petani mengenai cara pemasangan racun tikus di lahan pertanian. Dimana diharapkan penggunaan racun oleh petani adalah sistemik dan tidak kontak langsung.

“Maksudnya agar petani memasang racun yang kami siapkan ini di jalur yang sering dilalui tikus. Karena karakter tikus satu lagi adalah menggunakan jalan yang sama setiap harinya,” tambahnya. Racun sistemik, lanjut Anang, artinya tikus tidak langsung mati setelah makan racun. Hindarkan racun kontak langsung, yaitu tikus akan mati setelah makan racun. Ini karena tikus akan mempelajari kenapa rekannya mati setelah makan makanan yang diracuni tersebut,” imbuhnya.

Kegiatan ini diharapkan ditindaklanjuti oleh petani untuk diterapkan di lahannya masing-masing. Dengan dilaksanakan di 700 hektar, diperkirakan memberikan multiplier effect di 2500 hingga 3000 hektar lahan pertanian. (adv/kominfo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO