20 Tahun Merantau dan Dianggap Sudah Meninggal, Warga Pitu Ngawi Tiba-tiba Pulang

20 Tahun Merantau dan Dianggap Sudah Meninggal, Warga Pitu Ngawi Tiba-tiba Pulang Sulastri menggendong anaknya saat didatangi oleh Babinsa setempat. foto: ZAINAL ABIDIN/ BANGSAONLINE

NGAWI, BANGSAONLINE.com - Warga Dusun Gunung Rambut, Desa Pitu, Kecamatan Pitu, dihebohkan dengan kepulangan Sulastri (33), warga setempat, Senin (24/8). Pasalnya, putri dari pasangan suami istri (Pasutri) Darmo Yaman (alm) dan Yatinem (almh) itu sudah 20 tahunan meninggalkan rumah untuk merantau ke Boven Digoel, Papua.

Bahkan karena saking lamanya tak pulang, Sulastri dianggap sudah meninggal oleh saudara dan kerabatnya. Kala itu, Sulastri memang meninggalkan rumah saat usianya baru belasan tahun.

Baca Juga: Alami Kekeringan, Dandim Ngawi bersama Stakeholder Lakukan Pengecekan Sumber Air

"Jadi sewaktu meninggalkan rumah pergi merantau masih berusia belasan tahun," jelas Sukono, Kepala Dusun Gunung Rambut kepada BANGSAONLINE.com, Senin (24/08).

Karena lama tidak ada kabar itulah, bungsu tujuh bersaudara tersebut telah dianggap meninggal. Tak ayal, pihak keluarga setiap memperingati kematian orang tuanya (Darmo Yaman dan Yatinem), juga kirim doa untuk Sulastri.

"Dari pihak keluarga pun selalu selamatan sampai seribu harinya (Sulastri) karena sudah dianggap meninggal," terangnya.

Baca Juga: Polres Ngawi Amankan Dua Pengguna Narkoba di Street Food Imam Bonjol

Namun suasana tiba-tiba heboh, karena beberapa waktu lalu Sulastri tiba-tiba pulang ke kampung halamannya. Kedatangan perempuan yang gaya bahasanya sudah seperti warga Papua tersebut mengagetkan warga sekitar.

Sulastri sendiri bisa pulang, setelah mengingat tempat tinggalnya yang ada di sekitar Waduk Pethuk. Sejatinya warga setempat tidak banyak yang mengetahui bahwa dia adalah Sulastri, karena saat meninggalkan rumah dia masih remaja. Hingga akhirnya bertemu dengan salah satu saudara kandungnya.

"Dia meninggalkan rumah pada saat itu masih kecil, dan tidak sempat mengenyam pendidikan, sehingga keadaannya dia buta huruf, jadi dia tidak dapat memberi kabar dari Papua," urai Sukono.

Baca Juga: Jelang Musim Kemarau, Satgas TMMD Ngawi Persiapkan Tandon Air Bersih

Apesnya, karena dianggap telah meninggal, Sulastri pun tak mendapat jatah warisan dari orang tuanya. Warisan dari kedua orang tuanya telah dibagi pada 6 saudaranya yang lain.

"Karena sebelumnya dia dianggap telah meninggal, jadi tidak mendapatkan hak waris. Dan seluruh tinggalan dari orang tuanya dibagi pada keenam saudaranya. Saat ini dia tinggal disamping rumah milik saudaranya," pungkasnya. (nal/ros/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO