PHE WMO Sulap Lahan Tandus Jadi Lahan Subur Penghasil Tanaman Hortikultura

PHE WMO Sulap Lahan Tandus Jadi Lahan Subur Penghasil Tanaman Hortikultura Masyarakat petani di Bandang Dajah saat panen sayuran yang penanamannya didampingi PHE WMO.

Tidak berhenti di situ. juga memberikan pelatihan cara pembuatan pupuk olahan dari kotoran hewan ataupun dari limbah arang sekam. "Artinya, kendala air dan pupuk bisa diatasi. Bahkan selain jagung, semua tanaman bisa tumbuh subur di lahan yang dinilai minim air," jelasnya Nurudin.

Sementara Jazi, Ketua Kelompok Tani Sangga Buana Desa Bandang Dajah mengungkapkan, sebelum ada bantuan dari , tidak ada petani yang menanam hortikultura seperti ini. 

"Adanya hanya tanaman jagung dan kacang ijo. Itu pun setahun sekali, menunggu masa hujan turun. Kini mereka sudah menikmati panen raya perdana di awal tahun 2021," ungkap Jazi

Saat ini petani di Bandang Dajah sudah berani menanam Bunga Koll varietas Liberti, Semangka varietas Esteem, Jagung varietas Madura, Pakcoy varietas Nauly, Bawang Merah varietas Sumenep, Cabe varietas Imola, hingga Tomat varietas Servo.

Jazi menjelaskan, Program Eco Edufarming oleh telah memberikan wawasan dan harapan baru bagi masyarakat sebagai potensi pendongkrak perekonomian dari sektor pertanian. Apalagi, luas lahan tidur dan tadah hujan di desanya mencapai 80 persen.

"Bahkan ada tiga warga mendatangi saya untuk bergabung serta lahannya telah disiapkan, Saat ini ada Kelompok Tani Sangga Buana bentukan masih beranggotakan sebanyak 15 orang," tuturnya.

Adapun panen perdana di lahan demplot seluas sekitar 5.000 meter persegi itu mendapat perhatian dari Ketua Kelompok Bisnis Hortikultura Indonesia, Mohammad Maulid. "Ini bagus, mudah, dan menjanjikan. Semacam trigger bagi masyarakat agar semangat bercocok tanaman hortikultura," ungkap Maulid yang sengaja datang langsung dari Malang. (uzi/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO