KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia Tito Karnavian mengatakan, dalam konteks merawat toleransi Indonesia, kota memegang peranan yang sangat penting. Meskipun jumlah penduduk di kota lebih sedikit, namun kota menjadi pusat syaraf dari semua kegiatan.
Hal itu diungkapkan Tito Karnavian pada Dialog Nasional Pemerintah Kota Sebagai Pilar Penting Toleransi, Kamis (30/9) secara virtual.
BACA JUGA:
- Kediri Jadi Kota dengan Inflasi Terendah di Jawa Timur pada April 2024, Zanariah Sampaikan Apresiasi
- PAN Siap Usung Bunda Fey di Pilkada 2024 sebagai Calon Wali Kota Kediri
- Zanariah Terima LHP LKPD 2023, Kota Kediri Pertahankan Opini WTP 10 Kali Beruntun
- Arahan Pj Wali Kota Kediri di Sosialisasi Penilaian Mandiri dan Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi
Tito mengungkapkan bahwa kota merupakan etalase dari suatu daerah. Merawat toleransi di perkotaan akan memberikan dampak yang sangat luas untuk wilayah luar perkotaan. Upaya-upaya perlu dibangun untuk merawat toleransi di perkotaan.
Seperti mengadakan dialog yang baik dengan forkopimda, serta bentuk tim terpadu untuk melakukan pencegahan dan penanganan konflik sosial.
“Berbagai upaya seperti dialog intens dan membangun hubungan personal harus terus dijaga. Model-model seperti ini dapat menyelesaikan konflik tanpa kekerasan,” ujarnya.
Tito juga menegaskan bahwa toleransi tidak datang secara tiba-tiba namun harus dirawat dan dijaga dengan berbagai langkah nyata.
"Jangan biarkan benih-benih toleransi tumbuh. Apabila dibiarkan dan menjadi sebuah letupan maka biaya akan jauh lebih mahal daripada melakukan upaya-upaya pencegahan yang konsisten," tegasnya.
“Saya menghargai dan berterima kasih kepada Apeksi, The Asia Foundation, dan Katadata atas upaya yang dilakukan seperti kegiatan dialog ini. Serta bagaimana mengajak pemerintah kota untuk menjadi pilar penting toleransi. Kota adalah pilar penting eksistensi bangsa Indonesia,” pungkasnya.