Ketua Tanfidziah PCNU Kota Madiun Menolak AHWA Karena Dijadikan Alat | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Ketua Tanfidziah PCNU Kota Madiun Menolak AHWA Karena hanya Dijadikan Alat

Rabu, 06 Mei 2015 21:04 WIB

Gus Sofa (kanan). foto: hendro/BANGSAONLINE

MADIUN, BANGSAONLINE.com - KH Drs Musofa Izzudin MAg, Ketua Tanfidziah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Madiun mengaku terang-terangan menolak Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) diberlakukan pada Muktamar NU ke-33 pada 1-5 Agustus 2015 di Jombang.

”Sebenarnya saya sejak dulu setuju AHWA. Tapi saya tak setuju kalau AHWA itu diberlakukan pada Muktamar ke-33 di Jombang,” kata Gus Sofa – panggilan KH Drs Musofa Izzudin, MAg kepada Hendro Utomo, wartawan BANGSAONLINE.com di Madiun.

Kenapa Gus? ”Karena AHWA ini hanya dijadikan alat untuk menyisihkan seseorang dan untuk mengangkat seseorang,” tegas pengasuh Pesantren Al-Mujaddadiyah Madiun ini.

Apa ada indikator AHWA untuk menjegal calon Rais Am tertentu, Gus. ”Ya ada. Semua Cabang (PCNU) tahu. Tapi mereka tak berani mengatakan itu. Kalau saya berani,” katanya.

Ia bahkan mengaku pernah ditelepon oleh salah seorang petinggi PWNU Jawa Timur karena menolak AHWA. ”Dulu di pesantren saya kan ada halaqah. Pesertanya para kiai seluruh Mataraman,” tuturnya. Hasil halaqah itu menolak AHWA yang kemudian dimuat di Radar Madiun.

”Saya lalu ditelepon karena menolak AHWA,” katanya sembari menegaskan bahwa kehadiran KH Hasyim Muzadi ke pesantren yang dipimpinnya juga jadi sorotan. ”Mungkin saya dikira dapat uang. Padahal acara itu saya torok (rugi),” katanya sembari tertawa.

Gus Sofa berpendapat bahwa AHWA juga tak bisa mengikis riswah (money politics). ”Bukan sistemnya yang harus diubah, tapi mindset kita ini yang perlu dibenahi. Kalau jadi pengurus NU, dari PCNU, PWNU sampai PBNU, masih berpikir uang, diubah AHWA ya tetap saja money politics,” katanya.

Menurut dia, sekarang yang penting bagaimana mengubah mindset pengurus NU. ”Jadi AHWA kita siapkan waktu selama lima tahun. Kalau pengurus NU sudah tahu bahwa lima tahun yang akan datang nanti sistemnya begini, mereka sudah tak berpikir uang lagi,” katanya. Saat itulah AHWA perlu diberlakukan.

”Kalau sekarang kan hanya mau dijadikan alat,” katanya. Karena itu mayoritas PCNU menolak.

Ia mengaku tak percaya terhadap informasi bahwa AHWA sudah diputuskan di Munas dan Konbes di Pesantren Kempek Jawa Barat.

”Katanya hasil keputusan kiai seluruh pesantren. Saya sendiri kan punya pesantren. Berarti yang menolak AHWA tak diundang,” katanya.

Menurut Gus Sofa, AHWA harus dikaji terlebih dulu baik buruknya. ”AHWA belum tertuang dalam AD/ART. Jangan sampai muktamar nanti dicederai soal uang. Harus dipikir dengan tenang. Kalau tidak berpikir dengan hati yang tenang nanti NU keluar dari mulut singa masuk ke mulut buaya. Yang rugi NU sendiri,” tegasnya.

Gus Sofa juga bercerita tentang banyaknya SMS yang ia terima. Menurut dia, SMS itu menjelek-jelekkan Kiai Hasyim Muzadi. Ia menduga SMS itu dikirim oleh tim sukses yang mendukung KHA Mustofa Bisri (Gus Mus) sebagai Rais Am. ”Kalau Gus Mus gak mungkin. Gus Mus bisa jadi gak tahu ada SMS seperti itu,” katanya.

Menurut dia, SMS seperti itu tak pantas dilakukan di NU. ”Kiai Hasyim dan Gus Mus itu kan kiai kita. Kan suul adab kalau menjelek-jelekkan mereka. Siapa lagi yang menghormati kiai, kalau bukan kita sendiri. Mari kita takdzimi kiai-kiai itu. Tak usahlah kita ini dikasih tahu soal gitu tentang kiai kita,” katanya.

Seperti diberitakan, Panitia Muktamar NU ke-33 dan PWNU Jawa Timur sangat gencar menyosialisasikan AHWA. Tapi mayoritas PCNU dan PWNU menolak AHWA diberlakukan pada Muktamar ke-33 di Jombang. (tim)

 

 Tag:   muktamar-nu

Berita Terkait

Bangsaonline Video