Tinjau Pembersihan Eceng Gondok, Plh Gubernur Jatim: 1,4 Km Aliran Sungai Sudah Bersih | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tinjau Pembersihan Eceng Gondok, Plh Gubernur Jatim: 1,4 Km Aliran Sungai Sudah Bersih

Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Kamis, 15 Februari 2024 15:48 WIB

Plh Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, saat turun dalam pembersihan eceng gondok. Foto: DEVI FITRI AFRIYANTI/BANGSAONLINE

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com , Adhy Karyono, meninjau pembersihan di 3 titik, bersama dengan BPBD Jatim, Kamis (15/2/2024). Beberapa lokasi yang disasar yakni, Kali Buntung, sungai arah bandara, dan sungai di seputar Bungurasih.

Agenda tersebut dilakukan sebagai operasi tanggap darurat terhadap banjir yang terjadi di wilayah pada 5 Februari 2024 lalu. Dalam kesempatan ini, Adhy menegaskan bahwa proses penanganan akan terus dilakukan dan akan selesai dalam jangka waktu satu bulan.

"Ini adalah operasi tanggap darurat bencana banjir yang kemarin di kawasan sekitar , kita bersama melanjutkan pembersihan eceng gondok di jalur Kali Buntung supaya air dapat mengalir, dan tidak tergenang dari hulu ke hilir karena koloni eceng gondok yang menutupi permukaan sungai," ungkapnya.

Didampingi Pj Sekdakab , Andjar Surjadianto, dan jajaran Kepala OPD Jatim, peninjauan pembersihan sungai dari eceng gondok dimulai dari pos Susur Sungai Segoro Tambak menggunakan perahu karet. Dalam peninjauan ini, dari total 5 km aliran yang tertutup eceng gondok, 1,4 km telah dibersihkan menggunakan satu ekskavator.

Dalam proses susur sungai, bersama rombongan memecah kumpulan eceng gondok yang tumbuh setinggi setengah meter dan menahan laju aliran sungai. Tampak juga sisa-sisa eceng gondok yang telah diurai dengan excavator di muara sungai.

Tak sampai di sana, rombongan lalu melanjutkan peninjauan ke hilir Kali Buntung di Bungurasih. Pada titik ini juga telah disiapkan berbagai alat berat untuk pembersihan eceng gondok, di antaranta 1 unit ekskavator standar PC 200, 1 unit ekskavator standar PC 75, 1 unit pontoon Dinas PU Marga dan Sumber Daya Air , dan 4 unit dump truck dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan .

Salah satu tantangan, kata Adhy, adalah wilayah bantaran Kali Buntung yang kini sudah menjadi pemukiman dan cukup padat penduduk. Sehingga, tidak banyak alat berat yang bisa mengakses bantaran sungai dan harus dilaksanakan secara bertahap.

"Daerah di sekitar sungai sudah dibangun rumah-rumah, jadi alat berat yang bisa lewat masih terbatas sekali. Hari ini ada 3 excavator amphibi dengan personil cukup banyak, ada 50 orang, kemudian juga ada juga peralatan lain. Ini akan bertahap dan tetap bertambah, karena ini baru sebagian kecil untuk sampai menembus ke Waru," paparnya.

Dalam operasi ini, bekerja sama dengan BPBD Jatim, Pemkab , Dinas PU Marga dan SDA , dan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dijelaskan pula, anggaran untuk operasi ini bersumber dari BTT Keadaan Darurat gabungan dan Pemkab .

Atas hal itu, berpesan agar sinergi gabungan antara berbagai pihak terlibat terus diupayakan dan dikerahkan sebagai langkah mitigasi dan pencegahan banjir di puncak musim penghujan.

"Setelah eceng gondok ini diurai menggunakan excavator, maka nanti akan dihancurkan dengan propeller sehingga tidak hanyut kembali ke sungai. Jumlahnya sudah terlalu banyak sehingga perlu operasi gabungan. Ini perlu kerjasama yang kuat ya, maka di dalam penanggulan bencana semua resource dari stakeholder harus kita gunakan," katanya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengakui, selama ini pihaknya hanya membersihkan sungai di bagian hulu, tapi belum menyentuh di bagian hilir.

"Ya memang hilirnya kan belum tersentuh untuk normalisasi. Sehingga atas kesepakatan bersama, antara kami, , dari BBWS, serta Jasa Tirta, berkolaborasi untuk menyelesaikan yang ada di hilir tersebut," ujarnya.

Dalam proses pembersihan di bagian hilir sungai kali ini, pihak BPBD dan petugas gabungan, berhasil mengangkat tanaman , maupun rerumputan yang menghambat aliran sungai. (dev/mar)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video