Jawa Timur Berprestasi, Khofifah: Karena Gubernurnya Santri
Editor: MMA
Senin, 07 Oktober 2024 16:49 WIB
“Beliau ini tak terlalu fit. Tapi semangatnya mengalahkan kita,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU itu mengawali pidatonya.
Khofifah juga mengucapkan terimakasih kepada Prof Dr KH Ridwan Nasir, mantan Rektor UINSA Surabaya yang juga aktif membantu pemenangan Khofifah-Emil.
Selain itu juga kepada Muhammad Ghofirin yang juga Sekjen JKSN.
Di depan ratusan kiai yang datang dari berbagai kota dan kabupaten se-Mataraman itu Khofifah banyak mengungkapkan tentang relasi religiusitas dan spiritualitasnya, terutama dengan Prof Dr Syaikh Fadhil Al Jilani, cucu ke-25 Syekh Abdul Qadir Al-Jilani yang lahir pada 1954 di Desa Jimzarok, Provinsi Qurtalan Timur, Negara Turki.
Syaikh Fadhil adalah ulama tasawuf sekaligus akademisi dan peneliti yang menemukan manuskrip atau tafsir Al Quran 30 juz karya Syaikh Abdul Qodir Al Jilani yang selama 800 tahun menghilang dan baru ditemukan secara utuh di Vatikan.
Khofifah juga menceritakan tentang relasinya dengan Shaikh Afifuddin Bin Abdul Qadir Mansoor Al Jailani yang juga cicit Syaikh Abdul Qadir Al Jilani. Syaikh Afifuddin juga ulama besar asal Baghdad, Irak.
Khofifah juga mengungkap capaian Jawa Timur tentang manufaktur. Menurut gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu, dalam hal manufaktur Jawa Timur bukan hanya mengalahkan capaian nasional tapi juga negara maju seperti Jerman.
“Jerman hampir 31 %, Jawa Timur per Mei sudah 35%,” kata Khofifah.
“Tapi belum terpublish secara maksimal,” tambah Khofifah.
Capaian prestasi itu, menurut Khofifah, berkat doa atau upaya spiritual. Yang diistilahkan dengan mengetuk pintu langit.
Ia mencontohkan proyek pengolahan dan pemurnian (smelter) milik PT Freeport Indonesia yang sempat dikabarkan akan dipindah ke daerah lain. Khofifah langsung mengajak OPD untuk berpuasa selama 41 hari. Doa Khofifah dan orang-orang di sekelilingnya terkabul. Proyek itu tak jadi dipindah.
“Ini karena gubernurnya santri,” kata Khofifah yang lagi-lagi disambut tepuk tangan kiai.
Proyek itu menempati lahan 104 hektar dengan investasi Rp 56 triliun.
“Ketika proyek ini jadi. Tak boleh warga Jatim jadi penonton,” tegas Khofifah.
Karena itu Khofifah juga merintis kerjasama dengan lembaga pendidikan luar negeri, termasuk dengan London Inggris, untuk membangun SDM unggul ke depan.
Acara itu diakhiri doa yang dipimpin Prof Dr KH Ridwan Nasir.