Ternyata, Otak Pria Didesain untuk Ngeres dan Ngeseks | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Ternyata, Otak Pria Didesain untuk Ngeres dan Ngeseks

Editor: choirul
Kamis, 15 Oktober 2015 11:02 WIB

Makan eskrim, otak pria bawaannya yang ngeres-ngeres aja, sementara otak wanita benar-benar menikmati kelezatannya. foto: repro telegraph.co.uk

LONDON, BANGSAONLINE.com – Sebuah penelitian menyebut bahwa dalam otak pria, makanan adalah hal terakhir yang dipikirkan, ketika dia didera nafsu birahi.

Para peneliti telah menemukan bahwa otak pria didesain untuk mencari seks, bahkan jika birahinya telah muncul, makanan lezat yang disajikan pun akan terasa hambar. Sebab neuron tertentu mempengaruhi keinginan untuk makan.

Sebaliknya, pada wanita, tidak memiliki neuron yang sama. Jadi, makanan tetap menjadi daya tarik luar biasa baginya. Sedangkan ngeseks hanyalah sekunder, bahkan hanya sekedar untuk mengais kesenangan sesaat saja. Neuron ini telah dijuluki MCMs atau 'sel misteri laki-laki'.

Meskipun Neuron hanya ditemukan pada otak cacing nematoda, para ilmuwan di University College London mengatakan bahwa ada kemungkinan bahwa mekanisme sama juga ada pada manusia. "Area otak memang terdapat perbedaan pada tiap jenis kelamin di banyak hewan, termasuk manusia," kata Dr Arantza Barrios, University College London.

Dan itu adalah bukti bahwa otak laki-laki dan perempuan berbeda, untuk menyikapi sebuah obyek. Ini menjadi perdebatan panjang antara ilmuan melawan kelompok feminis selama beberapa dekade.
Co-penulis Profesor Scott Emmons, dari Departemen Genetika dan Neuroscience di Albert Einstein College of Medicine, mengatakan: "Meskipun eksperimen dilakukan di cacing kecil, namun memberikan kita perspektif untuk memahami seksualitas manusia, orientasi seksual, dan identifikasi gender. Meskipun kami belum melihat pada manusia, adalah masuk akal bahwa otak pria memiliki jenis neuron,dan otak perempuan tidak, dan sebaliknya. Hal ini dapat mengubah mereka merasakan dunia dan prioritas perilaku mereka."

Spesies cacing yang digunakan dalam penelitian ini, Caenorhabditis elegans, memiliki dua jenis kelamin: laki-laki dan hermafrodit.Hermafrodit ini pada dasarnya diubah betina yang membawa sperma mereka sendiri dan tidak perlu berhubungan seks untuk mereproduksi.
Para ilmuwan cacing mencatat, ketika berada di kondisi garam, cacing akan kelaparan. Seiring waktu, cacing akan menjauhi garam. Namun ketika garam hadir pada saat yang sama sebagai pasangan, cacing jantan masih bergerak menuju betina.

Hal ini menunjukkan bahwa untuk laki-laki pemicu seks lebih kuat dari garam.
"Kami telah menunjukkan bagaimana perbedaan genetik dan perkembangan antara kedua jenis kelamin, menyebabkan perubahan struktural dalam otak cacing laki-laki selama pematangan seksual. Perubahan ini membuat kerja otak pria berbeda. Pria cenderung mengingat aktifitas ngeseks sebelumnya, merencanakan ngeseks sekarang, dan memprioritaskan ngeseks di masa depan.”


Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Nature.

Sumber: telegraph.co.uk

 

sumber : telegraph.co.uk

 Tag:   Lifestyle

Berita Terkait

Bangsaonline Video