Kurangi Pengangguran, Optimalkan BLK
Selasa, 03 Mei 2016 23:15 WIB
Tetapi sayangnya, tambah Kamil yang mengikuti pelatihan justru sebagian besar bukan usia-usia produktif. “Yang ikut rata-rata STW (setengah tua). Harapannya yang ikut ini yang muda-muda. Di sini gratis, ada makan, pulang disangoni (diberi uang saku) di kota lain bayar,” tandasnya.
Dengan mengoptimalkan BLK, Kamil berharap angka pengangguran akan berkurang karena mereka bisa menciptakan tenaga kerja sendiri setelah mendapatkan pelatihan dari BLK Dinsosnakertrans.
Untuk mengoptimalkan BLK, Kamil mengakui masih terkendala instruktur. Selama ini Lamongan belum mempunyai tenaga instruktur. Untuk mengatasinya, Kamil mengatakan untuk sementara meminta bantuan dari provinsi. “Atau paling tidak akan menggandeng sejumlah perusahaan yang sukses,” katanya.
Kamil menambahkan, untuk menghabiskan jumlah pengangguran di Lamongan jelas tidak mungkin. Karena setiap tahun lulusan selalu bertambah. Namun, kalau sekadar mengurangi bisa dilakukan. (qom/rev)