Kurangi Pengangguran, Optimalkan BLK
Selasa, 03 Mei 2016 23:15 WIB
LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Angka pengangguran di Kabupaten Lamongan pada Juli tahun 2016 ini diperkirakan akan mengalami peningkatan tajam dibanding tahun 2015 lalu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah angka pengangguran di Lamongan tahun 2015 berjumlah 26 ribu orang.
Moch Kamil, Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Lamongan menuturkan, meningkatnya angka pengangguran di Lamongan pada Juli mendatang dikarenakan adanya kelulusan siswa SMP dan SMA. Sehingga banyak tenaga kerja usia produktif baru yang menganggur pasca lulus sekolah.
BACA JUGA:
Lewat Metode Budi Daya Greenhouse, Produksi Melon di Lamongan Meningkat
Resmikan YES Corner Perpusda Lamongan, Bupati Yuhronur Sumbang Ratusan Buku Pribadinya
Bupati Sebut SOTH Mampu Turunkan Angka Stunting di Lamongan
Pemkab Lamongan Intens Kampanyekan ASI Eksklusif Wujudkan Zero Stunting
“Apalagi, ditambah dengan jumlah lulusan sekolah yang tidak sebanding dengan lowongan kerja yang tersedia,” katanya.
Namun menurutnya pengangguran tersebut dapat ditekan. Caranya, kata Kamil, dengan mengikuti pelatihan di Balai Tenaga Kerja (BLK). “BLK dibangun untuk menjawab tantangan masalah ketenagakerjaan,” ungkapnya.
BLK, sambung Kamil membuka sebanyak 8 kelas pelatihan untuk mengasah keterampilan masyarakat Lamongan. Di antaranya, pelatihan las listrik, pendingin AC (air conditioner), menjahit, bordir, kue, bengkel sepeda motor dan mobil, serta pertukangan,” ujarnya, kemarin (3/5).
Tetapi sayangnya, tambah Kamil yang mengikuti pelatihan justru sebagian besar bukan usia-usia produktif. “Yang ikut rata-rata STW (setengah tua). Harapannya yang ikut ini yang muda-muda. Di sini gratis, ada makan, pulang disangoni (diberi uang saku) di kota lain bayar,” tandasnya.
Dengan mengoptimalkan BLK, Kamil berharap angka pengangguran akan berkurang karena mereka bisa menciptakan tenaga kerja sendiri setelah mendapatkan pelatihan dari BLK Dinsosnakertrans.
Untuk mengoptimalkan BLK, Kamil mengakui masih terkendala instruktur. Selama ini Lamongan belum mempunyai tenaga instruktur. Untuk mengatasinya, Kamil mengatakan untuk sementara meminta bantuan dari provinsi. “Atau paling tidak akan menggandeng sejumlah perusahaan yang sukses,” katanya.
Kamil menambahkan, untuk menghabiskan jumlah pengangguran di Lamongan jelas tidak mungkin. Karena setiap tahun lulusan selalu bertambah. Namun, kalau sekadar mengurangi bisa dilakukan. (qom/rev)