Cara UINSA Menangkal Gerakan Islam Radikal Masuk Kampus
Editor: Nur Faishal
Rabu, 13 Agustus 2014 13:48 WIB
Untuk dosen yang sudah mengajar di UINSA, lanjut A’la, pihaknya akan melihat aktivitas si dosen dalam mengajar. Jika diketahui melakukan propaganda pemahaman Islam tertentu yang radikal kepada mahasiswanya, maka akan dipanggil. ”Kalau tidak bisa dibina tentu akan kami keluarkan,” tandasnya.
Begitu pula pada pola rekrutmen mahasiswa. Mahasiswa baru, jelas A’la, akan digembleng secara khusus beberapa bulan di pesantren mahasiswa. Di sana mahasiswa akan diberikan pemahaman tentang Islam Rahmatan lil Alamin. ”Kami tidak akan membiarkan gerakan pemahaman Islam radikal masuk kampus,” ujarnya.
Terkait ISIS, A’la berpendapat bahwa kelompok yang bikin heboh dunia itu bukanlah gerakan keagamaan. Analisa akademik yang dilakukan UINSA, papar dia, menunjukkan bahwa ISIS adalah gerakan ideologis yang menggunakan simbol agama dalam gerakannya. ”Kami akan terus melakukan pengkajian agar bisa dipertanggungjawabkan secara akademik,” katanya.