Legato Coffe Roaster, Pioner Kopi Bondowoso Berawal dari 'Musik' | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Legato Coffe Roaster, Pioner Kopi Bondowoso Berawal dari 'Musik'

Editor: Choirul
Wartawan: -
Senin, 26 Maret 2018 22:08 WIB

Sang jawara.. sedaaap. foto: istimewa/ BANGSAONLINE

Beberapa di antaranya adalah kopi arabica, robusta, kopi luwak, dan varian lainnya. Kopi hasil olahannya dibandrol dengan harga mulai Rp 100.000 per kilo untuk robusta, Rp 200.000 per kilo untuk arabica, dan harga lain untuk varian lainnya. Meski dibandrol dengan harga tersebut tiap kilonya, pengepakan Legato Coffee dimulai dari ukura 240 ons.

“Bedanya kopi kita dengan kopi pabrikan lain itu, kopi kita benar-benar dari biji kopi yang sudah merah. Soalnya mbak, sebelum diproses itu diperiksa dulu sama petugas. Kalo merah semua baru boleh diolah. Dan lagi, kopi kita tidak dipanaskan dengan pemanas yang pake pengatur suhu, tapi dari panas matahari langsung. Yang tiap pagi digelar, sore dibungkus lagi.” Begitu terang Aries ketika menjelaskan proses yang dilakukan dalam pembuatan kopinya.

Bukan hanya proses pengeringan yang menggunakan matahari, untuk memastikan biji benar-benar dalam kondisi kering. Biji kopi yang dimasak adalah biji kopi yang siudah mengalami proses penyimpanan minimal 2 tahun. Karena biji kopi yang lebih berumur, akan menghasilkan kopi matang dengan berat yang lebih statis. Dalam pemanggangannya sekalipun, Aries mengaku bahwa mereka tidak menambahkan apapun dalam biji kopi mereka. Bukan hanya menjual kopi bubuk hitam, ia juga menjual kopi yang masih dalam bentuk biji, dan kopi yang masih mentah.

“Ada lagi yang beda dari kopi kami, kopi luwak yang kami jual ini benar-benar kopi dari luwak liar. Biasanya kan kalau ada penjual kopi luwak, mereka memberdayakan luwak, terus diberi makan kopi, kemudian diolah hasilnya. Kami beda, kami cuma ambil kopi dari luwak liar, yang makan semut juga, makan kupu-kupu, kan sudah beda sensasinya. Biji kopi yang dimakan luwak liar juga hanya biji pilihan. Kalau luwak yang dikeragkeng itu cuma makan biji kopi yang disediakan,” tambah Aries menjelaskan salah satu produknya.

Karena proses pencarian kopi luwak yang tidak mudah, Aries hanya menjual kopi luwak sesuai pesanan yang datang. Kopi luwak itupun dicari sepanjang lereng-lereng oleh para petani. Bandrol untuk kopi luwak liar ini, adalah Rp 1 juta per kg.

Dengan segala perkembangan yang sudah ada di daerahnya, ia berharap agar ia tak hanya mengantongi izin produksi, namun juga izin dari BPOM. Selain itu ia berharap dapat membangun cafenya sendiri dengan segala ide yang telah ia siapkan. (*)

Sumber: *Fikma A

 

sumber : *Fikma A

Berita Terkait

Bangsaonline Video