Ketersediaan Jagung Cukup, Bupati Fadeli Minta Kementerian Tidak Impor | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Ketersediaan Jagung Cukup, Bupati Fadeli Minta Kementerian Tidak Impor

Editor: Revol Afkar
Wartawan: Nur Qomar Hadi
Minggu, 11 November 2018 04:12 WIB

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Ketersediaan di Lamongan sudah tercukupi. Bahkan sampai Oktober lalu sudah bisa berproduksi 550.2014 ton.

Bupati Fadeli bahkan menegaskan soal ketersediaan ini dengan kata cukup. "Alhamdulillah, sampai dengan saat ini, di saat sudah mulai musim hujan, kami masih bisa panen ," ujarnya saat mendampingi Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sumardjo Gatot Irianto bersama Wakil Asisten Teritorial Kasad Brigjen Gathut Setyo Utomo saat panen padi serentak di Desa Bulubrangsi Kecamatan Laren, Sabtu (10/11).

"Menurut Saya, ketersediaan cukup. Jadi Saya minta pada kementerian, agar tidak perlu impor . Tidak perlulah, sedikit-sedikit impor," katanya menambahkan.

Dia menyarankan, yang perlu dilakukan saat ini adalah menjaga keseimbangan harga. Sehingga petani menikmati keuntungan, di sisi lain peternak tidak menjerit karena harga pakan yang terlalu tinggi.

Untuk itu, dia meminta agar harga dijaga agat tidak sampai di bawah Rp 4 ribu per kilogram. "Kalau sampai di atas Rp 5 ribu per kilogram juga tidak bagus, karena nanti imbasnya pada peternak," ujarnya.

Lebih jauh dia juga meminta agar tidak ada permainan, seperti dengan menahan stok di gudang-gudang. "Stok yang ada di gudang itu agar dikeluarkanlah, jangan sampai seperti saat ini. Agar harga itu seimbang," katanya.

Sumardjo Gatot Irianto setuju dengan yang disampaikan Bupati Fadeli, terkait menjaga keseimbangan harga . "Tadi sudah disampaikan Pak Bupati Fadeli. Bahwa produksi itu memang melimpah dan ada. Namun mungkin sebarannya yang tidak merata," kata dia.

Dia menjanjikan tahun ini akan membantu 5 unit mesin UV Dryer untuk Lamongan. Sehingga nya bisa dikeringkan sempurna sehingga kualitasnya tinggi dan bisa disimpan untuk jangka waktu yang lebih lama.

Lonjakan produksi di Lamongan terjadi pasca suksesnya program Tani Jago ( modern). Sehingga yang semula produktivitasnya berkisar 5,8 ton per hektare, saat ini bisa mencapai 9 ton per hektare.

Peningkatan produktivitas ini diikuti melonjaknya produksi dari sebesar 323.550 ton di 2015 menjadi 571.080 ton dengan produktivitas rata-rata 8,3 ton per hektare pada 2017.

Sementara hingga Oktober 2018, produksi Lamongan sudah mencapai 550.201 ton dengan produktivitas 9 per hektare. Ini bisa dilakukan tidak dengan menambah luasan lahan, namun karena penerapan Tani Jago. (qom/rev) 

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video