Syekh Rasyid, Bocah 8 Tahun Hafal Alquran yang Tak Didukung Ayahnya Hingga Harus Keluar Rumah | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Syekh Rasyid, Bocah 8 Tahun Hafal Alquran yang Tak Didukung Ayahnya Hingga Harus Keluar Rumah

Editor: Revol Afkar
Wartawan: Catur Andy
Minggu, 21 Juli 2019 23:04 WIB

Syekh Rasyid didatangkan oleh Lembaga Nurul Fikri Sidoarjo untuk memberikan motivasi bagi anak didiknya yang sedang berjuang menghafal Al-Qur'an di acara bertajuk "Orang Tuaku Bahagia, Karena aku Hafidz Al-Qur'an".

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Syekh Rasyid (12) asal Pekanbaru, Riau, membuat ratusan audiens yang berada di gedung pertemuan Fave Hotel Sidoarjo tercengang. Selain bisa menirukan irama beberapa imam besar seperti Imam Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid Quwait, Rasyid sudah hafal Al-Qur'an di usia delapan tahun. 

Syekh Rasyid sengaja didatangkan oleh Lembaga Nurul Fikri Sidoarjo untuk memberikan motivasi bagi anak didiknya yang sedang berjuang menghafal Al-Qur'an. Acara bertajuk "Orang Tuaku Bahagia, Karena aku Al-Qur'an", juga dihadiri Wakil Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin.

"Sangat menginspirasi sekali. Anak sekecil itu sudah hafal tiga puluh juz Al-Qur'an, dengan lantunan ayat yang sangat indah. Terharu sekali," ujar Wakil Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin, Ahad, 21 Juli 2019.

Menurutnya, keberhasilan Syekh Rasyid mampu membuat orang di sekelilingnya bangga. Tak terkecuali orang tuanya. Meski demikian, pihaknya mendorong agar generasi yang baru juga bisa meniru atas perjuangan Syekh Rasyid dalam mensyiarkan agama, terutama mendalami ilmu Al-Qur'an.

"Kami sangat senang dengan kedatangannya di sini. Harapan kami, ini bisa menjadi motivasi bagi anak-anak yang lain untuk terus berkarya dan berjuang menghafal Al-Qur'an," harapnya.

Syekh Rasyid bernama asli Gilang Sapta Prima dan berganti nama Muhammad Abdul Rasyid usai melaksanakan umroh ke tanah suci Makkah di usia lima tahun. Achid sapaan akrabnya, merupakan bocah kelahiran Pekanbaru, Riau.

Ia anak bungsu dari enam bersaudara. Berbagai polemik mulai dari cemoohan teman-temannya, tetangganya, hingga tak didukung sebagian besar keluarganya seakan menjadi bagian dari makanan Syekh Rasyid. Namun, Rasyid tetap pada pendirian awal yakni belajar dan mengamalkan Al-Qur'an.

Yulia Sofiani (50), ibunda Rasyid tak henti-hentinya mengaku bersyukur, berkat sosok anaknya mampu mengubah dirinya menjadi seorang ibu yang taat pada agama. "Awalnya memang tak percaya, kok bisa anak saya hafal Al-Qur'an tiga puluh juz. Jika dibandingkan dengan kehidupan saya, sangat jauh berbeda," ucap Yulia.

Jangankan bercita-cita memiliki anak seorang Tahfidzul Qur'an, membaca dan mengamalkan Al-Qur'an pun belum pernah terlintas di pikirannya. Apalagi mendalami ilmu agama. Meski demikian, ia bersyukur keberadaan Rasyid mampu menuntunnya ke jalan yang benar.

Menjadi seorang Tahfidz tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh perjuangan keras, melawan hawa nafsu bahkan rela mengurangi tidurnya. Cobaan demi cobaan kian datang, tanpa terkecuali godaan dari keluarga sendiri. Rasyid lebih memilih hidup berdua dengan ibunda, lantaran pernah mendapat penolakan dari sang ayah dan kelima saudaranya dalam mengamalkan Al-Qur'an.

"Sejak awal ayahnya memang tak setuju, achid belajar Al-Qur'an. Sampai-sampai pernah didatangin oleh ayahnya ke sekolah Rasyid, agar dia tidak boleh lagi belajar Qur'an. Tapi si Rasyid tetap pada pendiriannya untuk terus membaca dan mengamalkan Qur'an," cerita Yulia.

Hingga di usianya yang kelima tahun, Syekh Rasyid dan ibunda harus keluar dari rumah. Rasyid memilih bisa terus belajar dan mengamalkan Al-Qur'an. Kemantapan hati Rasyid dan ibunda untuk berjuang di jalan Allah sengaja dipilihnya agar tetap bisa mengamalkan ajaran agama.

"Saya tinggalkan semua tentang keduniawian. Saya mulai mencoba membuka usaha desain baju, agar pendidikan Rasyid tetap berjalan. Sampai hari ini Alhamdulillah, Rasyid bisa menjadi sosok inspirasi bagi orang lain. Semoga ini menjadi keberkahan bagi kehidupan orang lain," tandasnya.

Sementara, Direktur Nurul Fikri Sidoarjo Muammal Jasin mengatakan Syekh Rasyid sengaja didatangkan secara khusus untuk memberikan motivasi bagi anak didiknya yang tengah berjuang menghafal Al-Qur'an. Hal itu selaras dengan program yang ada di lembaga tersebut.

"Awalnya kami hanya menerapkan program 1-6 tahun minimal anak bisa hafal tiga juz Al-Qur'an, tapi Alhamdulillah dengan program yang baru yang bernama Tahassus, target pencapaiannya anak-anak bisa hafal 5 juz dalam setahun," ungkap Muammal Jasin.

Di luar dugaan, dari sekian anak SD yang ikut dalam program Tahassus Al-Qur'an, tahun ini sedikitnya ada sekitar 6 anak yang sudah melebihi target pencapaian. Keenam anak tersebut mampu menghafal Al-Qur'an 7-8 juz dalam setahun.

"Harapan kami, kedatangan Syekh Rasyid bisa memberikan semangat lagi bagi anak-anak kami untuk terus belajar dan mengamalkan Al-Qur'an. Penampilan Syekh Rasyid tadi sangat luar biasa. Benar-benar memberikan motivasi, terutama bagi orang tua dalam mendidik anaknya," tandasnya. (cat/rev) 

 

 Tag:   Religia Hafidz

Berita Terkait

Bangsaonline Video