​Pidato Kemenangan Biden: Buang Retorika Kasar! Kita pun Perlu Kembalikan Jiwa Indonesia! | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Pidato Kemenangan Biden: Buang Retorika Kasar! Kita pun Perlu Kembalikan Jiwa Indonesia!

Editor: MMA
Minggu, 08 November 2020 16:47 WIB

M Mas'ud Adnan. Foto: bangsaonline.com

Para buzzer dan influencer itu ibarat mata kuda. Kehilangan akal  sehat. Menyerang sesuai titah junjugan! Bahkan, menurut laporan Tempo, sesuai titah yang bayar!

Dalam situasi komunikasi dan informasi kacau seperti ini - lagi-lagi - saya terkesan pidato Biden. “Saya berjuang mendapatkan jabatan ini untuk mengembalikan jiwa Amerika! Untuk membangun tulang punggung bangsa ini, kelas menengah! dan untuk membuat Amerika dihormati lagi di seluruh dunia, dan untuk menyatukan kita semua di dalam negeri,” kata Biden penuh heroik. Pidato Biden ini sekaligus mengkonter kebijakan Trump yang selama ini berorientasi pada kelas atas, mengabaikan kelas menengah, dan kelas bawah.

Namun terlepas dari semua itu, narasi “berjuang mendapatkan jabatan untuk mengembalikan jiwa Amerika” itu sangat menarik bagi saya. Diksi “berjuang mendapatkan atau mengincar jabatan” itu retorika vulgar, terus terang, apa adanya! tapi punya tujuan mulia: mengembalikan jiwa Amerika!

Biden - bahkan rakyat Amerika - sadar bahwa jiwa Amerika selama ini sudah tidak on the track! Melenceng. Karena itu jiwa Amerika perlu dikembalikan! Tugas berat tapi sangat mulia!

Jika kita jujur, sejatinya bukan hanya Amerika yang mengalami degradasi jiwa. juga mengalami perubahan, bahkan kerusakan jiwa! Bukankah jiwa   terkenal ramah, santun, dan saling menghagai sesuai jiwai Pancasila yang berbasis nilai agama? Faktanya sekarang kita tiap hari saling caci, saling hujat dan saling hina secara terbuka di ruang publik! Jiwa seolah sudah tergerus bahkan hilang. Nah, tidakkah kita perlu mengembalikan jiwa ?

Retorika Biden itu sebenarnya setara dengan retorika “revolusi mental” yang pernah dilontarkan Presiden Joko Widodo saat kampanye pilpres pertama. Sayang, retorika revolusi mental itu – baik secara langsung maupun tidak langsung - telah dibasmi para buzzer dan influencer serta para elit politik yang selalu beretorika barbar tanpa sopan santun.

Saya memakai diksi “dibasmi” karena narasi-narasi yang diproduksi para buzzer dan influencer tidak pernah menyejukkan, apalagi membangun keharmonisan sosial. Sebaliknya, mereka justru terus-menerus nyinyir, menciptakan kegaduhan sosial dan memancing kemarahan publik. Celakanya, kenyinyiran dan saling hina itu tidak hanya terjadi pada ruang publik dan politik, tapi juga antar pemeluk agama.

Dalam konteks inilah, narasi para buzzer dan influencer serta elit politik dan agama yang selalu bernarasi kasar dan tak beradab  itu terasa sekali sangat merusak kohesi sosial dan jiwa . Para buzzer dan influencer serta elit politik  – meminjam narasi para politisi Republik kepada Trump – tiap hari menyiramkan bensin sehingga masyarakat terus berbakar! Konsekuensinya, revolusi mental yang menjadi program mulia Presiden Jokowi, berubah menjadi perusakan mental, akibat ulah para buzzer dan influencer.

Karena itu - sekali lagi - kita perlu dan harus mengembalikan jiwa ! Wallahu'lam bisshawab

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video