Heboh Vaksin Seumur Hidup, Vaksin Nusantara Diminta Ganti Istilah Terapi, Dahlan Usul Vaksinta | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Heboh Vaksin Seumur Hidup, Vaksin Nusantara Diminta Ganti Istilah Terapi, Dahlan Usul Vaksinta

Editor: MMA
Minggu, 28 Februari 2021 10:23 WIB

Dahlan Iskan. foto: ist

Melki Laka Lena, anggota DPR dari NTT, juga menjadi salah satu pembicara di forum itu. Ia seorang apoteker –yang tidak punya apotek dan tidak praktik sebagai apoteker. Melki lebih sibuk sebagai politikus Golkar. Sampai berhasil menjadi Wakil Ketua Komisi IX DPR. Umurnya 44 tahun. Juga baru sekali ini menjadi anggota DPR.

Lulusan Universitas Sanata Dharma Jogjakarta ini mendukung penuh Vaksin Nusantara. Melki yang sedang melakukan tugas di Jogja pun mampir ke Semarang. Ke rumah sakit Kariadi, tempat uji coba dilakukan.

Di situ Melki bertemu ahli-ahli dari Universitas Diponegoro dan juga dari RS Kariadi. Dari penjelasan yang diberikan, Melki bisa paham cara kerja . Ia juga percaya pada hasil uji coba fase pertama yang sudah dilakukan. Terhadap 28 orang. Yang semuanya tidak menunjukkan terkena efek samping apa-apa.

Apalagi, kata Melki, imunitas benar-benar muncul pada relawan uji coba. Bahkan ada yang dengan angka sangat tinggi".

Melki pun ikut ke BPOM. Sebagai bentuk dukungannya pada . "Saya mendukung BPOM tetap profesional. Tapi BPOM kan juga bagian dari perjuangan bangsa," kata Melki.

Forum Zoom kemarin itu kelihatannya memang diadakan untuk memberikan dukungan pada karya anak bangsa. Terutama di tengah persaingan global yang keras sekarang ini.

Karena itu dihadirkan juga Deputi 7 Badan Intelijen Negara (BIN) Dr Wawan Purwanto, sebagai salah satu pembicara. BIN memang lembaga yang termasuk pertama-tama memberikan dorongan nyata pada lahirnya penemuan dalam negeri di bidang penanganan Covid. Lahirnya GeNose dari UGM, misalnya, juga mendapat dukungan dana dari BIN.

Eko Galgendu, yang juga jadi pembicara, sampai minta harus presiden sendiri yang berada di komando paling depan untuk memenangkan persaingan global ini.

Saya juga mengajukan satu agenda lagi –di samping soal ta tadi. Yakni mengenai satu istilah yang kelihatannya juga harus diluruskan. Yakni istilah '' seumur hidup'' itu.

Istilah ''bisa dipakai seumur hidup'' ini telah menjadi isu yang sensitif. Sebaiknya tidak perlu dipakai lagi. Agar tidak banyak yang sensi.

Saya pun menghubungi dokter Jenderal Terawan Agus Putranto –mantan menteri kesehatan itu. Dari mana istilah '' seumur hidup'' itu? Yang hanya bikin heboh saja –sampai Disway pun ikut menggunakan istilah itu?

Ternyata Terawan tidak pernah melontarkan istilah ''untuk seumur hidup''. Ia juga tidak tahu dari mana datangnya istilah itu. Saya pun menghubungi dokter Terawan. Saya tanyakan soal itu. "Waktu di Kompas TV saya tidak ngomong begitu," ujarnya.

Itulah satu-satunya forum yang dihadiri Terawan. "Di situ Pak Terawan hanya mengemukakan istilah ''awet'' bukan seumur hidup," ujar salah satu penyelenggara yang menonton acara di Kompas TV.

Maka jelaslah bahwa ada dua isu penting yang terklarifikasi di forum itu. Yakni soal penyebutan istilah dan soal seumur hidup tadi.

Kita pun menunggu-nunggu kelanjutannya: atau ta. Seumur hidup atau awet –bertahan lama. (*)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video