Tiga Orang Meninggal Pasca Vaksin AstraZeneca, Kiai Asep: Salah Ulama yang Menghalalkan | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tiga Orang Meninggal Pasca Vaksin AstraZeneca, Kiai Asep: Salah Ulama yang Menghalalkan

Editor: MMA
Jumat, 21 Mei 2021 15:11 WIB

Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A.

Kiai Asep mengingatkan bahwa agama itu nasihat bagi manusia. “Addinun nashihah. Agama itu nasihat. Kalau diikuti akan baik dan nyaman. Tapi jika dilanggar akan membuat kita tidak nyaman,” tegas kiai miliarder yang dermawan dan gemar bersedekah itu.

Ia mengaku sudah lama berpikir efek negatif Vaksin AstraZeneca. “Sejak MUI Jatim menghalalkan AstraZaneca saya sudah berpikir, malapetaka apa yang akan ditimpakan Allah kepada bangsa Indonesia. Ternyata malapetaka beruntun. Termasuk gempa bumi di Malang, tenggelamnya kapal Nanggala 402 dan lainnya,” tambah Kiai Asep.

Menurut Kiai Asep, ditinjau dari lima tujuan syariat, ada dua prinsip penting yang dilanggar oleh penghalalan Vaksin AztraZeneca. “Yaitu hifdzud din (menjaga agama) dan hifdzun nafs (menjaga jiwa),” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.

Ia kembali mengingatkan paparan Dr. Ir. Hj. Mulyorini R. Hilwan, M.Sc., dalam ‘Sarasehan tentang Vaksin AstraZeneca’ di Gedung Pascasarjana Institut KH Abdul Chalim Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto, Ahad (4/4/2021). 

Sarasehan yang dikoordinasi Gus Zuhri, Ketua Komisi fatwa MUI Mojokekto itu, diikuti 22 Ketua Komisi Fatwa MUI kabupaten dan kota seluruh Jawa Timur. Bahkan Ustadz Ainul Yaqin, mantan sekretaris MUI Jatim yang kini Wakil Ketua MUI Jatim juga hadir sebagai pembicara.

Mulyorini R. Hilwan adalah auditor dari Direktorat Pelayanan Audit Halal Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Pusat.

Menurut Mulyoni, proses pembuatan Vaksin AstraZeneca bukan hanya menggunakan tripsin babi, tapi juga ginjal bayi manusia yang diaborsi. Penggunaan bayi manusia itu sudah berlangsung sejak sekitar lima tahun lalu. Dan ini merupakan tantangan bagi ilmuwan muslim untuk melakukan riset-riset.

Mulyorini yang berbicara secara virtual menjelaskan secara detail teknis proses pembuatan Vaksin AstraZeneca mulai awal hingga akhir lewat power point. Menurut dia, LPPOM MUI mendapatkan data itu dari dossier, yakni dokumen yang berisi bahan lengkap terkait Vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca. MUI mendapatkan dossier itu setelah melakukan audit dokumen di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indoenesia (RI).

“Jadi data itu sangat valid,” kata Kiai Asep. (mma)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video