​Berpendapatan Rp 450 T, Raja Minyak OK Lim Suka Berjudi, Bangkrut Hadapi 130 Tuduhan | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Berpendapatan Rp 450 T, Raja Minyak OK Lim Suka Berjudi, Bangkrut Hadapi 130 Tuduhan

Editor: MMA
Minggu, 11 Juli 2021 06:00 WIB

Dahlan Iskan

Langkah besar lainnya: menjual stok minyaknya. Dengan harga rugi. Untuk menutup cash flow yang terus memburuk.

Padahal stok itu dijaminkan ke bank. Yang setiap menjualnya harus melapor ke bank. Dan uangnya harus masuk bank.

Tapi menjualnya diam-diam. Agar bisa menggunakan hasilnya untuk tutup sana-sini.

Ibarat perjudian beneran, agar bisa terus memainkan kartunya. Tapi ia tidak kunjung punya kartu as. Dari waktu ke waktu, terus mengalami kekalahan.

Lantas terbongkar. Sudah terlalu banyak kartu palsu yang ia mainkan. Ketahuan. Persoalannya bukan lagi di ranah hukum dagang. Tapi sudah ke ranah pidana. keras dalam hal ini. Tidak peduli siapa . Yang bisnisnya pernah ikut membawa menjadi salah satu sentral perdagangan minyak dunia.

Awalnya begitu harum nama di mata siapa saja. Termasuk di mata pemerintah . Kini nama itu begitu busuknya di mata perbankan dan di mata hukum.

Orang yang begitu kaya menjadi tidak bermakna. Orang yang begitu gagah langsung ke kursi roda.

Hartanya disita pengadilan. Di bawah pengelolaan independen. Perusahaannya dijalankan oleh profesional yang ditunjuk pengadilan. sendiri tidak kuat. Ia membawa perusahaannya ke pengadilan: untuk di PKPN, dinyatakan bangkrut.

Rumah-rumahnya di dan di Australia dibekukan. Salah satunya sebuah rumah yang di disebut bungalow. Luasnya 3.000 m2. Hanya ada beberapa rumah seperti itu di sana. Yang kalau dijual hanya warga yang boleh membelinya.

Meski semua aset sudah dibekukan –senilai sekitar Rp 50 triliun– tidak bisa terhindar dari penjara. Padahal total asetnya itu masih cukup untuk menutup ke semua kreditnya. Yakni ke 4 bank. Senilai sekitar Rp 50 triliun juga.

Asetnya yang paling berharga adalah kapal-kapal tankernya. punya 130 buah kapal. Tapi melakukan perbuatan pidana.

Kalau saja semua kesulitan itu murni akibat risiko bisnis, masih bisa bernapas. Tapi urusan sekarang ini sangat berbeda. Bahkan sisa umurnya pun tidak akan cukup untuk menjalani hukumannya.

Bisnis itu juga soal waktu. Yang mengalahkan perjudian juga waktu. Ia tidak berhasil melewati waktu terburuknya. Padahal kalau saja semua itu terbongkar enam bulan kemudian ceritanya bisa lain. Harga minyak belakangan naik lagi. Bahkan bulan lalu sudah USD 79 barel. Sudah USD 20 di atas harga saat ia mulai menimbun.

Terlambat. sudah telanjur jadi tersangka.

Harta dua anaknya juga dibekukan. Untuk hidupnya sehari-hari pengadilan menjatuhkan putusan bulan lalu: hanya boleh menghabiskan USD 10.000/minggu per orang. Sekitar Rp 120 juta/minggu/orang.

Yang dimaksud per orang adalah: , istri, anak (dua orang), menantu (dua orang), dan cucu-cucu. Masing-masing boleh menghabiskan USD 10.000/minggu untuk keperluan hidup mereka.

Mereka juga masih boleh menggunakan uang untuk membayar pengacara –asal tarifnya harus wajar.

Sebenarnya masih ada satu keinginan yang belum terpenuhi. Yakni membangun kilang BBM terbesar di Asia. Kapasitasnya 600.000 barel.

Lokasinya pun sudah ia pilih: di sebelah pusat penimbunan minyak mentahnya itu. Agar efisien.

Sejak tahun 2010, berjuang mewujudkannya: belum berhasil. Dari empat kilang yang dimiliki empat perusahaan di sana, sudah memiliki kilang 1,4 juta barel. Kalau saja kilang milik berhasil punya kapasitas kilang 2 juta barel.

lahir di Kabupaten Putian, Fujian. Dulunya kabupaten ini amat miskin. Letaknya di antara kota Xiamen dan Fuzhou.

Ketika masih kecil ia ikut orang tua pindah ke . Waktu itu masih semiskin Indonesia.

Setelah remaja, mengerjakan apa saja di . Terutama mengirim bahan bakar dalam jumlah kecil-kecil ke perahu-perahu yang ada di pantai .

Dari situ berkembang menjadi . Dan kini harus mengenang semua itu dari atas kursi rodanya.

Ia susah sekali. Tapi rasanya masih lebih susah yang terkena Covid, yang tidak mendapat kamar di rumah sakit, yang tidak bisa dapat obat dan kalau pun akhirnya didapat harganya mahal sekali. (*)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video