Bahaya, YouTuber Santri Jangan Fokus Monetisasi, Tapi Dakwah Digital
Editor: Tim
Wartawan: M Didi Rosadi
Sabtu, 21 Agustus 2021 23:05 WIB
Salamun yang juga anggota AYSI itu mengharapkan YouTuber Santri "menguasai" YouTube, karena kelompok minhum sangat gencar. Bahkan dirinya sebagai santri sempat terpapar dengan sejumlah ustadz NU yang justru kontra-NU, karena mungkin mereka juga terpapar dengan kelompok di luar NU, sehingga mereka justru memecah belah NU.
"Saya pernah kena brainwash ulama NU yang kontra-NU, namun saya akhirnya disadarkan teman-teman hingga mengenal beberapa ulama NU benar-benar mengembangkan dakwah Rahmatan Lil Alamin ala Aswaja, seperti Gus Muwaffiq, KH Marzuki Mustamar, Gus Baha. Karena itu, YouTuber Santri harus fokus ke dakwah digital untuk melawan dakwah kontra-NU yang memakai orang-orang NU sendiri," katanya.
Tanpa fokus ke monetasi, katanya, YouTuber Santri akan tetap bisa mendapatkan monetisasi itu dengan cara-cara berdakwah yang kreatif dan rahmatan lil alamin, Ia memberi contoh membuat konten pancingan selama 1 menit sebelum konten dakwah.
Lalu melakukan share konten dakwah ke medsos lainnya, serta banyak melakukan evaluasi bila ada "kegagalan" dengan solusi teknis yang bersifat digital.
"Saya siap membantu kalau ada yang mengalami kendala teknis digital," kata Salamun yang selama ini menggarap konten digital untuk ceramah-ceramah Gus Baha' dalam durasi pendek (10-15 menit) dan panjang (1 jam lebih). Ia mengajukan izin terlebih dulu kepada sang kiai ahli Alquran itu.
Ketua Presidium AYSI, H Helmy M Noor, mengajak YouTuber Santri bersatu dalam AYSI yang saat ini sudah memiliki 1.000-an anggota. "AYSI masih dalam proses mengurus legalitas ke KemenkumHAM yang masih tahap pendaftaran, tapi kita harus yakin kalau kita bersatu, maka kita akan bisa menguasai dakwah digital," katanya.
Ia menambahkan AYSI yang terbentuk pada Haul Emas KH Wahab Chasbullah pada 23 Juni 2021 itu masih berusia sangat muda. Namun sudah melakukan beberapa kegiatan untuk para youtuber santri. Diantaranya tutorial membuat live streaming, zoom, relay, membuat konten, dan sebagainya melalui Youtube dan Instagram.
"AYSI juga sudah beberapa kali melakukan siaran langsung bersama, seperti saat Haul Emas KH Wahab Chasbullah yang di-relay 275 channel Youtube, siaran langsung 'Indonesia Berdoa'selama 17 hari untuk mendoakan korban Covid-19 dan pasien isolasi, siaran bersama Takbir Virtual Idul Adha, siaran bersama Doa Agustusan bersama Hebritren, Wapres, dan Gus Baha’ yang di-relay 300-an channel YouTube, serta Webinar kali ini," katanya.
Alumni Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang itu menambahkan AYSI akan melalukan "Road to Campus" yang sudah dirintis dalam dzikir dan sholawat Universitas dr Sutomo (Unitomo) Surabaya, dan "Road to Pesantren" sebagai tindak lanjut dari Webinar Monetasi dan Marketing Digital kali ini.
"Kalau kondisi sudah agak longgar dari pandemi, kita akan melakukan pelatihan YouTuber di pesantren yang terbagi dalam 5-7 wilayah," pungkasnya. (mdr)