PPKM 3 Akhir Tahun, NU Bisa Bermuktamar, Inul Curhat Nasib 200 Karaokenya
Editor: MMA
Jumat, 10 Desember 2021 10:24 WIB
Tentu itu bukan balon sungguhan. Artinya: mereka terus bersama satu grup selama di Bali. Di satu hotel, di satu restoran, di satu bagian pantai, di satu bar.
Itu memerlukan kecanggihan manajemen. Tapi bukan hil yang mustahal. Paket turis ''bubble management'' akan bisa menghidupkan Bali.
Lantas di mana letak kebijakan akhir tahun ''sesaat setempatnya''?
Itu lebih diserahkan kepada masing-masing daerah. Terutama daerah yang punya tujuan wisata. Bisa jadi arus kendaraan ke Puncak akan dikendalikan. Demikian juga kendaraan ke Bandung. Atau ke Batu dan Malang. Ke Tretes dan Pacet di gunung Penanggungan. Juga di tempat sejenis di Jateng.
Kelihatannya aturan mobil ganjil-genap akan diperlakukan ke kawasan-kawasan wisata itu. Kalau tidak memang bisa dibayangkan: betapa macetnya.
Sudah dua tahun nafsu itu tertahan. Bisa tiba-tiba meledak.
Tiga hari di Jakarta ini saya merasakan betapa kemacetan sudah mulai normal. Dari Rojo Duren di Kelapa Gading ke SCBD di Jaksel sudah kembali ke hampir dua jam.
Saya pun, menghadapi akhir tahun, mengecek kondisi tubuh: antibodi 520. Level vitamin D, 71. Kolesterol normal. Tekanan darah normal. Fungsi hati sangat baik. Hanya D-Dimer tetap saja: 2060. (Dahlan Iskan)
Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.
Komentar Pilihan Disway*
Edisi 9/12: Bahasa Teknik
Udin Salemo
selamat siang pak Jo. Sehat dan sukses selalu.
Kawulo Alit
Alhmdulillah.. Guberner Jakarta : ini hasil dr kerja kita semua Kadrun : goodbener nih Cebong : gakbener bener nih Insinyur : luar biasa Presiden wakanda : ......... (Ga tahu belia komen apa, takut salah nebak ntar masuk bui) Artis istagram : wah istagramamble Yutuber : mantab nih buat konten Alumni 212 : mudah mudahan bisa reuni di sana Peseakbola : yuk nendang di sana Pencari kerja : wah ini lowongan Ojol : asyik rute job menanti Yah nmnya manusia, beda kepala beda pola pikir.. Semoga Tuhan anugrahi Indonesia dengan hal hal semacam ini
Co Ba
Politikus kok bayar... politikus itu nadahin bayaran.
Komentator Spesialis
Sales : Bisa nanti diusahakan Teknisi : Dihitung dulu apakah bisa. Politikus : Bayar dulu, bisa
Ribut Wahyudi Sukiran
Sekedar info, pekerjaaan lifting atap besar seperti seperti stadion Jakarta, setahu saya pernah dilakukan di Indonesia / Jakarta. Proyek pembangunan hanggar 1 milik GMF anak usaha Garuda seluas 300 x 80 M ( ?), atap nya juga di 'lifting" setelah ter rakit utuh di bawah. Kontraktor pelaksananya Hutama karya - Takenaka komuten JO, di sekitar tahun 1988.
Jo Neka
Bahasa teknik mampu menyatukan para insinyur dari berbagai almamater..Tetapi belum tentu menyatukan para komentator Disway..mari kita saksikan ..
padas gempal
Pakde saya juga orang teknik.. Waktu senggangnya selalu dihabiskan untuk membaca buku² teknik tersebut... Tiap waktu senggangnya selalu dihabiskan dengan duduk² saja bersama temannya.. Duduk berhadap-hadapan, sesekali tangannya memindah kayu² kecil yg diukir, sesekali nyurup kopi.. Walaupun tiap hari membaca buku² teknik, tapi saya yakin pakde saya tidak mengerti tentang teknik² yg ditulis pak DI pada artikel hari ini. Karena, ternyata buku teknik yg selalu dibacanya adalah buku: Teknik Bermain Catur
Gliss AE
TEKNIK atau REKAYASA , Kejuruteraan (Melayu) Engineering (Inggris), jadi kata merekayasa sebenernya berkonotasi Positif, tapi seiring waktu menjadi konotasi negatif, Contoh: Rekayasa Kasus, Rekayasa Politik dll. seperti halnya kata " Mengakali" yang berkonotasi negatif, padahal seharusnya itu berkonotasi positif, MENGAKALI = TEKNIK. #teknik
Mirza Mirwan
Kalau benar National Geographic merekam pengangkatan atap super jumbo itu berarti akan ditayangkan di serial Megastructures. Dan kita boleh bangga, tentu saja. Sejak diluncurkan th 2004 belum pernah sekali pun ada proyek konstruksi di negara kita yg ditayangkan di Megastructures. Sementara negeri Jiran, Malaysia, sudah tiga kali masuk serial di kanal National Geografic itu: Menara Petronas, Terowongan SMART dan Penang Second Bridge (Hambatan Sultan Abdul Halim Mu'adzam Shah). Singapura juga sudah dua kali: Port of Singapore dan Marina Bay Sand. Entah kapan National Geographic akan menayangkannya. Yang pasti, tentunya, menunggu hingga rampungnya proyek JIS itu. Kita tunggu saja.
Liam
kalo orang melayu Pontianak ketemu, pasti sapaannya "ape buat". Kalau begitu pas Pak Midji ketemu kenalan, di sapa "ape buat" , jawabannya mungkin "pening bang" kwkwkw.
Tyang Mjk
dolo aku seneng baca komen di DIsWay ini, tapi sekarang jadi males, karena isinya cuma tawuran. apapun topik yang ditulis abah DI selalu jadi bahan tawuran antar kelompok, ada nyang diberi nama kadrun ada nyang diberi nama cebong atawa apalagi mbuh. padahal setiap nyang namanya manusia pasti ada BAIK dan BURUK, sebaik-baiknya orang pasti ada sisi buruknya, pun sejelek-jeleknya orang pasti ada sisi kebaikannya. janganlah berlebihan memuji juga janganlah berlebihan membeci, karena semua adalah ciptaanNYA
*) Diambil dari komentar pembaca www.disway.id