​Marak di Grup WA Kiai, Kontroversi Caketum PBNU Kader HMI dan PMII | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Marak di Grup WA Kiai, Kontroversi Caketum PBNU Kader HMI dan PMII

Editor: MMA
Sabtu, 11 Desember 2021 09:51 WIB

Kini menjelang Muktamar ke-34 NU, isu Gus Yahya ke Israel itu kembali diungkit. Tak jelas, apakah ramainya isu itu bagian dari permainan opini dalam persaingan kandidat ketua umum atau murni karena prihatin. 

Yang pasti, isu itu marak di kalangan para kiai dan pengasuh pondok pesantren. Juga beredar beberapa file surat terkait Israel dan surat berkop PBNU. Surat-surat itu berbahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

Tapi, menurut Arif Afandi, dunia sekarang butuh sosok seperti Yahya Staquf. Karena selama ini dunia lebih banyak mengenal Islam dengan wajah kekerasan. Terutama Arab Saudi dengan Wahabinya.

Arif Afandi adalah teman akrab Gus Yahya sejak mahasiswa di UGM. Gus Yahya dan Arif Afandi sama-sama menjadi aktivis HMI di kampus popular itu.

Arif Afandi juga aktivis NU. Mantan Wakil Wali Kota Surabaya itu pengurus lembaga di PWNU Jawa Timur. Bahkan mantan Pemimpin Redaksi Jawa Pos itu dipercaya sebagai Direktur Utama Majalah Aula, majalah resmi PWNU Jatim.

Sumber BANGSAONLINE.com menyebutkan, kini banyak sekali aktivis HMI yang jadi pengurus PWNU Jawa Timur. Menurut sumber itu, sekitar 40 persen pengurus PWNU Jawa Timur adalah aktivis HMI.

Apa benar banyaknya tokoh HMI masuk kepengurusan PWNU Jawa Timur karena faktor Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang saat itu wakil gubernur?

“Sebagian memang ya. Tapi sebagian karena memang orang baik. Ada yang berasal dari pondok, tapi ketika kuliah masuk pengkaderan mereka (HMI),” kata seorang kiai pengasuh pondok pesantren yang juga salah satu pengurus harian PWNU Jawa Timur kepada BANGSAONLINE.com, Sabtu (11/12/2021).

Kiai yang cukup berpengaruh ini mengatakan bahwa komposisi HMI di PWNU Jawa Timur tak sampai 40 persen. “Gak sampai 40 persen,” tegasnya. Tapi ia mengakui memang banyak kader HMI yang jadi pengurus PWNU Jawa Timur.

Kiai intelektual itu secara obyektif juga mengeritik kader PMII yang tidak disiplin, terutama secara organisasi dan ideologi.

“La nggih. Yang PMII malah mendukung calon HMI. Bahkan jadi tim sukses. Gak tahu karena apa. Ya mungkin (pragmatis)….ya begitulah,” katanya sembari tertawa.

Di kepengurusan PBNU, kader HMI juga banyak. Selain Gus Ipul juga ada M Nuh Dea, mantan rektor ITS dan Mendiknas. Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini juga disebut-sebut sebagai kader HMI.

“Semua itu bukan serba kebetulan. HMI connection kan memang kuat. Ya teman-teman PMII juga harus introspeksi. Jangan hanya menyalahkan. Harus berpikir ideologis dan strategis juga. Jangan pragmatis. Contohlah HMI. Masuk organisasi apap un selalu mengedepankan HMI-nya, termasuk di NU,” kata seorang kader NU yang juga pengurus Banom NU Jawa Timur.

Ia menunjuk contoh ditunjuknya M Nuh sebagai Ketua Panitia Muktamar ke-34 NU di Lampung.

“Ya itu kan gak mungkin karena faktor kebetulan,” katanya.

Namun juga banyak yang berkomentar agar latar belakang HMI dan PMII tidak dipertentangkan. 

"Seng penting podho NU-ne (Yang penting sama NU-nya)," katanya.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, kini muncul beberapa kandidat Ketua Umum PBNU. Yaitu KH Said Aqil Siraj, Ketua Umum PBNU, dan Gus Yahya, Katib Aam Syuriah PBNU.

Belakangan muncul nama KH As’ad Said Ali, Wakil Ketua Umum PBNU (2010-2015) dan KH Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jawa Timur. Dua nama kiai ini tak melakukan deklarasi, tapi kabarnya suaranya menguat. (tim)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video