Kolaborasi dengan BPBD Kediri, Radar Tangguh Kembangkan Radio Komunitas untuk Mitigasi Bencana

Kolaborasi dengan BPBD Kediri, Radar Tangguh Kembangkan Radio Komunitas untuk Mitigasi Bencana Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri, Slamet Turmudi (kiri), saat menyampaikan sambutan. Foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com berkolaborasi dengan BPBD Kabupaten menggelar acara Diseminasi (penyebaran) Regulasi Sistem Informasi dan Komunikasi Kean di Ruang Pamenang, Pemkab , Selasa (25/1).

merupakan yang terdiri dari sejumlah organisasi yakni, Jaringan Radio Komunitas Indonesia (), Radio FMYY Kobe Jepang, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Combine Resource Institution, dan .

Baca Juga: Kronologi Tewasnya Pria Asal Kediri, Gara-gara Video Mesum yang Dikirim dari WA

Deputy Program Officer , Iman Abdurrahman, menjelaskan bahwa program tersebut bertujuan untuk menjalankan berbagai kegiatan yang mendukung berkembangnya radio komunitas untuk pengurangan risiko dan operasionalisasi radio darurat di Indonesia.

Menurut dia, Indonesia dikenal sebagai negara dengan berbagai dan hampir setiap tahun terjadi yang kerugian besar akibat . Indonesia banyak belajar menerapkan manajemen serta telah menunjukkan kemajuan.

"Namun, kesadaran masyarakat akan pengurangan risiko tetap harus terus ditingkatkan. Di antara banyak aktor yang berkontribusi pada manajemen , radio komunitas adalah salah satu alat untuk meningkatkan kesadaran publik tentang manajemen ," ujarnya

Baca Juga: Mitigasi Penyebaran PMK, Pemkab Kediri Bakal Tutup Sementara Pasar Hewan

Ia memaparkan, , Kecamatan Ngancar, Kabupaten adalah sebuah desa di lereng Gunung Kelud yang telah menyusun peraturan tentang komunikasi dan informasi kean. Seluruh proses pembuatan aturan ini sudah diterbitkan dalam bentuk buku saku.

"Kita selalu dihadapkan pada ancaman alam yang tidak dapat diprediksi. Jika terjadi alam, aparat desa dan relawan warga-lah yang menjadi garda terdepan dalam penanggulangan ," kata Iman.

Ia mengungkapkan, regulasi komunikasi dan informasi kean yang dikembangkan di tentunya dapat memungkinkan penyebaran informasi yang cepat jika terjadi .

Baca Juga: Kakak Beradik Warga Kediri Ditemukan Tak Bernyawa di Dalam Rumah, Diduga Tewas 5 Hari Sebelumnya

SC Program yang berpusat di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Imam Prakoso, memaparkan sudah sering berdiskusi dengan Pemerintah terkait dengan antisipasi kean, termasuk bagaimana meningkatkan peran radio darurat atau radio komunitas.

Ia menilai, radio darurat adalah sebuah komunikasi sebagai perwujudan hak berkomunikasi serta mendapat informasi bagi terdampak. "Bila media mainstream lebih banyak memberitakan kean untuk kepentingan umum karena kini jarang memberikan informasi untuk kepentingan penyintas atau warga terdampak," cetusnya.

"Sedangkan radio darurat/radio komunitas didirikan memang untuk menyuarakan para penyintas atau warga terdampak dan untuk menjembatani kepentingan antara warga terdampak dengan pemerintah. Yang tidak kalah penting adalah untuk meningkatkan peran sebagai bentuk pengurangan resiko dengan caranya masing-masing," ucap Imam.

Baca Juga: Mensos RI Resmikan Lumbung Sosial ke-730 di Kecamatan Mojo Kediri

"Radio darurat didirikan saat masa darurat. Setelah masa pemulihan, maka radio darurat sudah berhenti beroperasi dan bisa dihibahkan kepada masyarakat untuk dijadikan menjadi radio komunitas. Radio komunitas yang salah satu misinya untuk pengurangan resiko dan berada di lokasi yang berpotensi terjadi seperti di yang berada di lereng gunung Kelud," urai Imam menambahkan.

Ia berujar radio komunitas sudah ada sejak tsunami di Aceh, dan termasuk di Gunung Sinabung yang sampai saat ini masih beroperasi. Radio darurat, lanjut Imam, ketika tidak terjadi , maka fungsinya berubah manjadi radio komunitas untuk pengurangan resiko .

"Radio darurat tidak bisa bekerja sendiri, tapi harus berkolaborasi dengan pihak lain seperti yang ada di . Radio darurat berkerjasama dengan Pemerintah . Radio darurat harus dipercaya, untuk itu radio darurat dan radio komunitas harus diakui keberadaannya," kata Imam.

Baca Juga: Libur Tahun Baru 2025, Wisata Gunung Kelud Tetap Jadi Favorit, Wisatawan Cukup Rogoh Kocek Segini

Akademisi Universitas Medan Area dan salah satu penulis buku saku tentang Komunikasi dan informasi kean , Ressi Dwiana, menambahkan bahwa regulasi tentang komunikasi dan informasi kean itu penting.

Ia menyebutkan, masalah komunikasi dan informasi merupakan kebutuhan yang sangat krusial di masa . Di empat fase menajemen (mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat hingga pemulihan) diperlukan sistem komunikasi dan penyebaran informasi yang tepat.

"Dan, Peraturan tentang Komunikasi dan Informasi di merupakan yang pertama di Indonesia," ucap Ressi Dwiana.

Baca Juga: Tergiur Jadi Penyedia Program Makan Gratis, Puluhan Pengusaha Catering di Kediri Kena Tipu

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten , Slamet Turmudi, mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Program untuk pengurangan risiko dan masyarakat kini sudah akrab dengan istilah

Semula, kata Slamet, penanggulangan selalu responsif dan saat ini harus diubah menjadi preventif. Sebelumnya, masyarakat menganggap  sebagai sebuah takdir yang harus diterima, tapi sekarang harus dipahami bahwa itu bisa dicegah.

"Salah satu bentuk pencegahan itu adalah seperti yang dilakukan oleh program radar Tangguh dengan menggelar acara desiminasi regulasi sistem informasi dan komunikasi kean, sebagai upaya pengurangan resiko ," kata Slamet. (uji/mar)

Baca Juga: Ribuan Vespa Mania Konvoi Peringati 1 Abad Ponpes Al-Flaah Ploso Kediri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO