SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Belakangan ini viral sebuah tempat makan atau resto yang menawarkan nuansa rumah adat jawa atau Joglo, di Sidoarjo. Dengan kesan klasik, Iwan Singgih Prasetyo mencoba menawarkan sajian-sajian makanan dan minuman (mamin) khas jawa rumahan yang dipadu dengan suasana jawa tempo dulu.
Iwan sadar bahwa bisnis kuliner memang tidak sekadar soal rasa, namun juga suasana. Dari kedua hal itulah maka berdirilah Segunung Omah Sego & Kopi, yang beralamatkan di Kavling DPR II, Desa Pagerwojo, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo.
Baca Juga: Sejoli di Wonoayu Sidoarjo Diamankan saat Akan Transaksi Sabu Sistem Ranjau
Menu-menu yang disantap di Omah Joglo itu membuat para pengunjung terasa terlempar puluhan tahun ke masa lalu. Menu masakan jawa yang ditawarkan mulai dari kotokan pe, lodeh lombok, tongkol sarden, botok telor asin serta gudeg. Sedangkan minumannya meliputi dawet segunung, kapiten, temulawak, beras kencur, serta kunir asem.
“Yang saya tawarkan di sini adalah menu rumahan sehari-hari sekaligus bisa menghadirkan klangenan. Minuman kapiten misalnya. Minuman beruap ini dulu sering kita temui saat kita masih kecil,” tutur Iwan, Selasa (8/3/2022) sore.
Sedangkan gudeg ternyata tidak disajikan setiap hari karena Iwan mengungkapkan, memasaknya butuh waktu dua hari. Biasanya makanan khas Jogja ini disajikan setiap akhir pekan. “Menu-menu tersebut berawal dari istri saya yang gemar memasak. Jadi, pas wis. Istri saya yang mengurusi masakan, saya yang mengurusi tempatnya,” ungkap bapak tiga anak ini.
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
Iwan menambahkan bahwa menu yang paling bayak dicari pengunjung yakni kotokan pe (ikan pe), lodeh lombok, dan gudeg jogja. “Gudeg jogjanya gudeg kering ya. Seperti gudeg wijilan di kendil,” jelasnya.
(Sepasang patung Loro Blonyo siap menyambut para pengunjung yang akan masuk Omah Joglo)
Baca Juga: Kepergok Pemilik saat Beraksi, Maling Motor di Anggaswangi Sidoarjo Ditangkap Warga, 1 Orang DPO
Terkait bangunan Segunung Omah Sego & Kopi yang berbentuk Joglo, Iwan mengaku membelinya dari Gunung Kidul, Jogja. Menurut penjualnya, rumah tersebut berangka tahun 1920-an.
“Awalnya rumah jawa ini saya jadikan tempat tinggal lebih dari setahun lalu. Bukan jawa penuh sih, tapi saya campur dengan nuansa Bali sehingga ada tamannya. Namun, saat melihat potensi yang ada, maka saya rubah menjadi usaha kuliner,” ungkapnya.
Iwan mengaku hanya merubah sedikit saja. Seperti sentong tengah atau kamar tidur ia rubah menjadi dapur.
Baca Juga: Maling di Sidoarjo Gasak 2 HP dan Uang Tunai
Kesan pertama begitu masuk bangunan Joglo tersebut, pengunjung langsung disambut oleh sepasang patung Loro Blonyo. Di pojok kiri terdapat sebuah TV jadul. Kesan retro tersirat dari kursi menjalin.
“Ornamen-ormanen antik seperti meja marmer adalah warisan dari kakek saya dan kakek istri. Itu sangat tua lho. Ada mereknya VOC dan tembus cahaya. Ada juga gerobok yang usianya mungkin 200 tahun lebih,” ujarnya.
Karena keunikan bentuk bangunan dan ornamennya, Segunung Omah Sego & Kopi kerap dijadikan oleh sejumlah pasangan muda-mudi untuk prewedding. Selain itu, Omah Joglo juga seringkali dijadikan sebagai tempat pertemuan.
Baca Juga: Gus Muhdlor Sesalkan Kesaksian Pegawai DJP
Rina, salah satu pelanggan Omah Joglo mengaku hampir setiap minggu sekali ia datang ke situ. Menurutnya, menu makanan yang disajikan oleh resto tersebut sangat cocok di lidahnya.
“Selain menu jawa rumahan seperti kotokan ikan pe dan lodeh lombok, saya sangat suka dengan soto ayamnya. Terasa gurih. Saya juga suka pisang raja goreng. Soal harga sangat bersahabat, dan tempatnya sangat adem di hati,” tandasnya. (cat/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News