JEMBER, BANGSAONLINE.com - Paguyuban Reog se-Jember Selatan, hari ini, Minggu (17/4/2022), menggelar Orasi Reog Ponorogo di Alun-Alun Ambulu. Hal ini sebagai reaksi atas klaim negara tetangga yakni Malaysia terhadap kesenian reog.
Dalam orasinya, seniman reog serentak menyerukan bahwa reog merupakan hasil kebudayaan Indonesia.
Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil
"Kami tidak rela untuk kehilangan reog budaya kami. Reog milik Indonesia! Reog milik kita! Reog milik Ponorogo!" teriak para seniman yang hadir berorasi.
Sementara itu, dulur-dulur paguyuban juga dibarengi oleh kawan-kawan PDI Perjuangan PAC Ambulu. Dalam kesempatannya, Alfan selaku anggota DPRD Jember fraksi PDIP menyampaikan bahwa kekuatan kebudayaan adalah kekuatan persatuan.
"Ketika Reog, hasil kebudayaan asli Indonesia berusaha diklaim negara lain, maka terjadi reaksi di seluruh negeri untuk membela reog, tanpa ada yg mengkomandoi. Ini membuktikan kekuatan budaya dapat mempersatukan bangsa." ungkap Alfan.
Baca Juga: Di Sanggar Kesenian Langen Kusumo Ponorogo, Khofifah Apresiasi Inovasi Pelestarian Reog
Selaku wakil rakyat, Alfan juga mengapresiasi pemerintah yang telah mendaftarkan Reog sebagai warisan budata tak benda kepada UNESCO, agar diakui milik Indonesia.
"Tenang, pemerintah sudah mendaftarkan Reog Ponorogo ke UNESCO tertanggal 18 Februari 2022. Mari kita apresiasi langkah yang sudah diambil pemerintah kita." imbuhnya.
Baca Juga: DPPTK Ngawi Boyong Perwakilan Pekerja Perusahaan Rokok untuk Ikuti Bimtek di Jember
Kendati demikian, para seniman reog mengaku masih melestarikan kebudayaan Reog ini secara swadaya. Besar harapan mereka, pemkab Jember juga harus serius merawat dan berkontribusi dalam pelestarian Reog Ponorogo di Jember. (yud/bil/ari)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News