PCNU Pacitan Tak Tahu Apa Motif di Balik PWNU Jatim Ngotot Dukung Ahwa

PCNU Pacitan Tak Tahu Apa Motif di Balik PWNU Jatim Ngotot Dukung Ahwa PCNU Pacitan mengggelar Musyawarah Kerja Cabang. Foto: nuo

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pacitan Jawa Timur KH Imam Faqih Sudja’ mengungkapkan bahwa hingga kini dirinya patuh terhadap Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur soal sistem pemilihan Rais Am.

”Saya sam’an wata’athan,” katanya kepada BANGSAONLINE.com tadi malam, Ahad (26/4/2015). Menurut dia, PWNU Jatim mendukung penuh sistem pemilihan Rais Am lewat Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA).

Baca Juga: PWNU se-Indonesia Rakor di Surabaya, Dukung PBNU Selalu Bersama Prabowo

”Sejak pertemuan di Ploso (Kediri) hingga Pesantren Sidogiri Pasuruan PW (PWNU Jatim – red) menyosialisasikan AHWA,” katanya.

”Dalam pertemuan itu PW (PWNU Jatim – red) menyatakan Ahwa adalah keputusan Munas dan untuk menghindari politik uang,” katanya.

Karena itu, tegas dia, dalam pertemuan itu dirinya menyarankan agar PWNU Jawa Timur menyosialisasikan AHWA kepada PWNU lain di seluruh Indonesia. ”Kan yang ngotot mendukung AHWA PW (PWNU Jatim) dan Jateng,” katanya. Bahkan, menurut Kiai Imam Faqih Sudja’, PWNU Jatim dalam pertemuan di Ploso sudah memunculkan nama-nama kiai calon anggota AHWA.

Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan

”Tapi saya lupa nama-namanya. Yang pasti minus Kiai Hasyim Muzadi dan Said Aqil Siradj,” tuturnya. Jadi dalam pandangan PWNU Jatim Kiai Hasyim Muzadi dan Kiai Said Aqil Siradj tak masuk sebagai anggota AHWA.

Sikap PWNU Jawa Timur ini berbeda dengan mayoritas PCNU dan PWNU seluruh Indonesia yang mendukung Kiai Hasyim Muzadi sebagai Rais Am PBNU. 

Kiai Imam Faqih Sudja' mengaku tak tahu apa motif dibalik PWNU Jawa Timur sangat ngotot mendukung AHWA.Padahal, menurut dia, sekarang terlalu mepet waktunya untuk menerapkan AHWA. Tapi sekali lagi, menurut dia, dirinya sam’an wata’athan terhadap PWNU Jawa Timur. ”Cuma nanti kita lihat sikap cabang-cabang dan PW-PW yang lain. Kan waktu bisa berubah,” katanya.

Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU

Jadi, menurut dia, sikap PCNU Pacitan tergantung sikap PCNU dan PWNU yang lain. Kalau ternyata mayoritas PCNU dan PWNU menolak AHWA, maka PCNU Pacitan akan menolak AHWA. ”Kan sudah banyak yang menolak seperti daerah Banyuwangi dan sebagainya,” katanya.

Kiai Imam Faqih Sudja’ mengaku terus mengikuti perkembangan sikap PCNU dan PWNU. ”Kami mau menentukan sikap nanti kalau sudah dekat (waktu Muktamar). Kalau Cabang (PCNU) dan PW (PWNU) banyak yang mendukung AHWA kami akan mendukung AHWA. Tapi kalau nanti banyak yang menolak, kami juga akan menolak. Kalau cabang-cabang dan PW-PW menolak, kan PWNU Jatim akhirnya berhadapan dengan cabang-cabang,” katanya.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, acara Pra Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 yang dipusatkan di Asrama Haji Sudiang Makassar, 22-23 April 2015, berlangsung panas. Acara bertemakan ”Islam Nusantara sebagai Islam Mutamaddin menjadi Tipe Ideal Dunia Islam” yang dibuka oleh Wagub Sulsel, Agus Arifin Nu’mang, itu hujan interupsi saat panitia menyosialisasikan Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) untuk pemilihan Rais Am kepada peserta.

Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?

”Acara ini sebenarnya kan seminar nasional tapi berubah jadi sosialisasi AHWA. Akhirnya peserta banyak yang interupsi menolak AHWA diterapkan pada ke-33 di Jombang,” kata Ketua PWNU Sulawesi Utara KH Drs Syaban Mauludin kepada BANGSAONLINE.com Kamis sore (23/4/2015).

Namun, kata Syaban Mauludin, upaya Panitia Pusat ke-33 bisa dikatakan gagal total dalam menggiring peserta untuk mendukung Ahwa. ”Ya bisa dikatakan seperti itu. Karena peserta banyak yang interupsi,” kata Kiai Syaban Mauludin.

Prof. Dr. H Nasruddin Suyuti, MSi, Ketua PWNU Sulawesi Tenggara, membenarkan bahwa peserta menolak AHWA diberlakukan dalam ke-33 di Jombang. ”Sosialiasi itu tak efektif,” kata Prof. Dr. H Nasruddin Suyuti, MSi, kepada BANGSAONLINE.com Kamis sore (23/4/2015). Menurut dia, semula dirinya masih ingin mendengar apa yang mau disampaikan oleh Pantia Pusat ke-33. ”Tapi peserta sudah ramai interupsi,” kata Prof. Dr Nasruddin Suyuti.

Baca Juga: Emil Dardak Dukung Muktamar NU ke-35 di Surabaya

Menurut Nasruddin Suyuti, peserta acara Pra terdiri dari 10 PWNU dan sebagian PCNU dari Makassar. ”Dari 10 PWNU yang hadir kita sepakat menolak sistem AHWA ini diberlakukan dalam ke-33 di Jombang,” kata Prof. Dr. H Nasruddin Suyuti.

Nasruddin Suyuti menjelaskan, 10 Rais dan Tanfidziah PWNU itu bukan hanya menolak secara lisan tapi sepakat menandatangani pernyataan sikap menolak AHWA diberlakukan pada ke-33 di Jombang. Mereka adalah Rais dan Ketua Tanfidziah PWNU Sulawesi Selatan, PWNU Sulawesi Barat, PWNU Sulawesi Tenggara, PWNU Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, PWNU Gorontalo, PWNU Maluku, PWNU Maluku Utara, PWNU Papua dan PWNU Papua Barat.

Surat pernyataan sikap 10 PWNU itu kemudian diserahkan kepada Ketua Steering Committee Muktamar NU ke-33 H. Slamet Effendi Yusuf. Tapi, menurut Nasruddin Suyuti, Slamet Effendi Yusuf masih sempat mempersoalkan surat pernyataan sikap tersebut karena tak ada stempelnya. ”Soal stempel kan tak perlu dimasalahkan. Substansinya 10 PWNU menolak Ahwa diberlakukan dalam ke-33 di Jombang,” kata Nasruddin Suyuti.

Baca Juga: Satu Abad Nahdlatul Ulama, Eri Cahyadi Ingin Surabaya jadi Tuan Rumah Muktamar NU ke-35

Kegagalan Panitia ke-33 di Makassar ini berarti kegagalan kedua dalam menyosialisasikan AHWA. Sebelumnya, dalam Pra-Muktamar bertema “Penguatan NU melalui Sistem Ahlul Halli Wal Aqdi” di Pondok Pesantren Al Mansyuriyyah, Bonder, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), juga gagal total. Peserta acara itu menolak sistem AHWA versi PBNU yang hanya mewakilkan 9 kiai untuk memilih Rais Am Syuriah PBNU diterapkan dalam Muktamar ke-33 di Jombang. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO