KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Kediri Bersatu menggelar demo di Kantor Pemkot Kediri menuntut kepala dinas pendidikan (dispendik) dicopot dari jabatannya, Rabu (3/8/2022).
Mereka datang ke Kantor Pemkot Kediri dengan membawa 1 unit sound system, beberapa banner/spanduk yang antara lain bertuliskan "Copot Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri", replika keranda jenazah, 1 truk, dan puluhan sepeda motor.
Baca Juga: Paparkan Capaian Inflasi Oktober 2024, Pemkot Kediri Sebut Daya Beli Masyarakat Menggeliat
Fatkhur Roichim, korlap aksi demo, mengatakan tuntutan itu karena ada dugaan pengondisian yang dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri tentang kasus dugaan pencabulan oleh oknum pengajar di salah SDN.
Meskipun, IM, oknum guru SDN yang diduga mencabuli muridnya saat ini telah ditahan polisi dan sudah dipecat dari aparatur sipil negara (ASN) sejak 20 Juli lalu.
"Kami menduga Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri telah mengondisikan agar kasus pencabulan ini tidak berlanjut ke polisi. Untuk itu, kami menuntut copot Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri," kata Fathur usai demo.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Buka Monev Kinerja PIC Si Malik
Usai melakukan aksi demo di Kantor Pemkot Kediri, masa aksi bergeser ke Kantor Kejaksaan Negeri Kota Kediri dengan membawa tuntutan lain.
Perlu diketahui, Satreskrim Polres Kediri Kota berhasil mengungkap kasus aksi pencabulan yang dilakukan oknum guru SD di Kota Kediri.
Dalam pemeriksaan, terungkap ternyata oknum guru SD berinisial IM (57 tahun) itu sudah melakukan aksi bejatnya selama setahun terakhir, yaitu dari bulan Juli 2021 hingga Juli 2022.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Minta PTPS Jaga Integritas dan Profesionalitas dalam Pengawasan Pilkada 2024
Kasatreskrim Polres Kediri Kota AKP Tomy Prambana, beberapa waktu lalu mengatakan, pelaku pencabulan itu memakai kedok bimbingan belajar (bimbel) dalam melakukan aksinya.
Kini IM telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijebloskan ke tahanan Mapolres Kediri Kota untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. (uji/ari)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News