KEDIRI, BANGSAONLINE.com - AJI Kediri menggelar training cek fakta untuk radio mulai hari ini, Jumat (12/11/2022) hingga besok, Sabtu (13/11/2022). Kegiatan ini diikuti 15 peserta yang terdiri dari jurnalis radio di Kediri, Tulungagung, Blitar, dan Nganjuk.
Agenda tersebut berkolaborasi dengan dengan cekfakta.com, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), serta didukung oleh Google News Initiative. Selain kampanye perang terhadap hoax, pelatihan itu juga untuk mendorong jurnalis radio agar mampu memproduksi konten cek fakta berbasis audio.
Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates
"Pelatihan ini dilatarbelakangi oleh perkembangan teknologi yang super cepat. Sehingga, masyarakat mampu mengakses berbagai informasi dalam waktu yang singkat," kata Ketua AJI Kediri, Danu Sukendro.
Menurut dia, kemudahan dalam mengakses internet membawa kekhawatiran soal akses mis-disinformasi kepada masyarakat. Ia mengatakan bahwa semakin cepat informasi diperoleh, semakin cepat pula informasi palsu atau salah menyebar luas.
Edukasi mengenai cek fakta massif dilakukan, dan bertujuan agar masyarakat dapat terhindar dari informasi palsu. Sebab, kata Danu, selain mis-disinformasi berupa konten visual, ada pula yang berbasis konten audio.
Baca Juga: Buka Rakerda Kejati Jatim 2024 di Kediri, Kajati: Pentingnya Penegakan Hukum Humanis dan Profesional
Ia menjelaskan, beberapa informasi palsu mungkin saja bisa disebarkan melalui audio, karena kemiripan dengan suara tokoh tertentu atau sengaja dibuat mirip. Untuk menghindari konten audio yang menyesatkan, maka AJI menggelar training ini.
"Training cek fakta untuk radio ini merupakan salah satu upaya untuk memerangi hoaks dalam bentuk audio. Pada materi ini pegiat konten audio/radio akan mendapatkan materi khusus mengenai debunking audio," paparnya.
Danu menyebut, training cek fakta ini menjadi hajatan AJI Indonesia bekerja sama dengan Google News Initiative yang berlangsung di 10 kota di Indonesia. Salah satunya di Kota Kediri, Jawa Timur.
Baca Juga: Kedudukan Pers Sangat Tinggi dalam Undang-Undang, Wartawan Harus jaga Marwah Pers
"AJI terus berupaya meningkatkan pemahaman tentang literasi digital, tools untuk memeriksa fakta konten visual maupun audio. Pada training ini, peserta diharapkan dapat mengasah keterampilannya dalam mengenali informasi digital, mis-disinformasi, pengetahuan terkait keamanan digital dan debunking audio," tuturnya.
Ia berharap, training cek faka ini bisa menjadi sarana bagi jurnalis radio untuk berdiskusi mengenai berbagai perkembangan mis-disinformasi. Manfaat lainnya adalah untuk mendorong jurnalis radio agar memproduksi konten debunking audio ataupun konten cek faktanya di newsroom-nya, serta memberikan pemahaman terkait keamanan digital.
"Setelah training, nantinya peserta diminta membuat proposal dan akan dipilih 2 proposal terbaik yang akan mendapatkan bea siswa dengan total nilai Rp18 juta," pungkasnya. (uji/mar)
Baca Juga: Gandeng Peradi, Fakultas Hukum Uniska Adakan Ujian Profesi Advokat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News