Buntut Perusakan Warkop di Keputih, Ternyata Ada 4 Pelajar Anggota Gangster yang Ditembak Polisi

Buntut Perusakan Warkop di Keputih, Ternyata Ada 4 Pelajar Anggota Gangster yang Ditembak Polisi Salah satu pelajar yang tertembak berada di salah satu rumah sakit.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Penyerangan di Warung Kopi, Keputih, , oleh perguruan silat menyisakan luka tembak di perut NR (17), salah satu pelajar yang berada di wilayah Timur.

Dari informasi yang dihimpun, setidaknya polisi menembak 4 orang dalam kejadian penyerangan yang terjadi, Jumat (2/12/2022) kemarin.

Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap

Dua orang berasal dari , sedangkan dua orang lainnya, berasal dari Tuban dan Lamongan.

Menanggapi peristiwa ini, Kapolsek Sukolilo, Kompol M Sholeh, menegaskan tidak ada anggotanya yang menembak 4 anggota perguruan silat saat penyerangan di Keputih.

"Gak ada," jawab Sholeh singkat saat dihubungi, Rabu, (14/12/ 2022).

Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas

Keterangan yang diberikan Kapolsek Sukolilo tersebut, berbeda dengan keterangan Kapolrestabes , Kombes Pol. Akhmad Yusep Gunawan. Yusep membenarkan, jika ada polisi yang melakukan tindakan tegas terukur terhadap 4 anggota perguruan silat saat di Keputih.

"Saat itu ditembakan tembakan pantul, dan mengenai 4 orang pelaku. Dan tembakan pantul itu, dilakukan 4 petugas yang saat itu hadir di lapangan, melawan 120 orang. Baru mereka membubarkan diri," jelas Yusep dalam sambutan di acara Diskusi Panel yang diselenggarakan oleh Satreskrim Polrestabes , Rabu (14/12/2022).

Yusep menjelaskan, tindakan tegas terukur tersebut, dilakukan agar ada efek jera.

Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah

Usai kegiatan Diskusi Panel, Yusep kembali diwawancarai dan ia membenarkan adanya tindakan tegas terukur terhadap 4 orang. Namun, Kapolrestabes ini juga mengatakan, tidak ada anak-anak yang ditembak.

"Anak-anak tidak ada, remaja," tuturnya.

Sementara itu, dari pengakuan NR yang merupakan pelajar SMK saat ditemui di rumahnya dan baru pulang dari perawatan insentif selama seminggu di RSUD Dr. Soetomo menceritakan, bahwa saat itu, dirinya tidak ikut menyerang.

Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya

"Waktu itu memang saya ada di lokasi namun tidak ikut menyerang warung karena gerombolan saya ada didepan. Bukan di warung itu," ujarnya mengawali pembicaraan.

Ia mengatakan, usai menyerang warung, kelompoknya bergeser ke Jalan Perum ITS. Saat itu, dirinya sempat ditanya oleh satpam penjaga hendak mau kemana.

Baca Juga: Hearing Lanjutan soal RHU dan Efek Pengendara Mabuk, DPRD Surabaya Soroti SOP, Perizinan, dan Pajak

"Saya jawab mau numpang lewat, lalu dibukakan pagar sama satpamnya. Kami masuk lah ke jalan kampus ITS tersebut," imbuh NR sambil menahan sakit di perutnya.

Usai berhasil masuk, ternyata anggota kepolisian telah bersiap menghadang pergerakan mereka. NR bersama puluhan temannya, mendengar 2 kali suara tembakan.

Mereka pun berbalik arah, namun, pintu portal telah ditutup dan ada petugas kepolisian yang juga ikut menjaga gerbang tersebut.

Baca Juga: Terpengaruh Medsos, Siswi SMK di Surabaya Kabur dari Rumah

"Gak lama dari dua kali suara tembakan itu, saya dengar sendiri ada teriakan dari teman saya jika kakinya kena tembak. Kami panik langsung mencari jalan," tuturnya.

Kelompok perguruan silat yang panik setelah mendengar suara tembakan itu, mencari jalan keluar dan menemukan sebuah pagar yang tertutup. NR mengatakan, butuh waktu sekitar 15 menit, untuk menjebol pagar tersebut dan kabur.

"Saat berhasil menjebol pagar, saya kan boncengan dengan teman saya, dan ada teman saya lainnya jatuh. Lalu saya tolongin dan saya kembali ke motor. Saat itu, saya panik tidak mendengar apapun. Tau-tau perut sebelah kiri saya bolong oleh peluru dan mengeluarkan darah kencang. Saya langsung ngeblank dan buram pandangan," imbuhnya.

Baca Juga: 3 Kontroversi yang Membuat Publik Sangsi soal Penangkapan Ivan Sugianto oleh Polisi

NR menjelaskan, dirinya sempat tersadar di Jalan Menur, teman yang memboncengnya pun panik, karena perutnya juga tertembus peluru. Mereka pun mengarah ke RS Muji Rahayu Jalan Manukan Wetan.

Disana, NR bersama temannya mendapatkan perawatan. Namun, luka yang ada di perutnya terlalu parah, NR disuruh pihak rumah sakit pergi ke RSUD Dr. Soetomo. Sebeb, dari hasil rontgen, ada peluru yang bersarang di perutnya.

"Saya kembali naik motor itu mas dari RS Muji Rahayu ke RS Dr. Soetomo. Disana baru saya tau ternyata peluru yang ada di perut saya itu ditembakkan dan mengenai teman saya yang menggonceng terus tembus hingga kena saya," kata NR.

Baca Juga: Untuk Imbangi Produksi Ikan Tangkap Jatim yang Tinggi, Khofifah: Pasar Pabean Butuh Peningkatan

Dari kejadian itu, Ayah NR mengaku dirinya sempat melapor ke Polsek Gubeng saat berada di RSUD Dr. Soetomo. Oleh Polsek Gubeng, diteruskan ke karena penembakan tersebut, terjadi di Keputih.

"Di rumah sakit itu, saya sempat dimarahi oleh anggota sampai menunjukan video penyerangan yang membawa sajam itu. Selain itu, ada orang yang menyodori saya surat dua kali yang intinya saya tidak akan menuntut ke ranah hukum, tapi saya tidak mau tanda tangan dan diancam jika tidak tanda tangan anak saya akan diproses hukum," ujar Heri (50) Ayah NR.

Akibat kejadian tersebut, Heri menanggung biaya operasi anaknya sebesar Rp50 juta. Selain itu, dari hasil pemeriksaan dokter, benda asing berbentuk peluru dengan ukuran kurang lebih 1,8 x 1,1 x 0,8 cm yang berada di daerah pinggul berjarak 0,4 cm dari tulang belakang, dengan kerusakan pada dinding perut depan ukuran 0,8 x 1,8 cm di perut kiri bawah. (yan/sis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Angkot Terbakar di Jalan Panjang Jiwo, Sopir Luka Ringan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO