SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Industri fashion tak meredup meski dua tahun terakhir pandemi membatasi aktivitas masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan terus munculnya karya-karya baru, khususnya oleh para brand serta fashion designer lokal.
Tidak hanya diapresiasi di dalam negeri, karya-karya fashion designer Indonesia juga membuktikan eksistensinya di panggung mancanegara. Seperti misalnya Asti Atmodjo, salah satu fashion designer asal Surabaya.
Baca Juga: Dampingi Kapolri dan Panglima TNI, Pj Adhy Tinjau Persiapan Natal 2024 di Gereja Bethany Surabaya
Di scene fashion lokal, Asti cukup dikenal dengan karya-karya yang khas. Sebab, designer yang satu ini konsisten mengusung konsep kebaya batik sebagai rancang busananya. Bulan Oktober 2022 lalu menjadi momen yang sangat membanggakan bagi Asti.
Sebab, dia mendapat kesempatan langka dengan menjadi satu dari tiga designer Indonesia, yang diundang langsung oleh Royal Highness Raja Permaisuri Perak untuk berpartisipasi di Ipoh International Fashion Week (IIFW) 2022 di Malaysia.
”Desain-desain kebaya batik yang aku buat dinilai unik oleh mereka. Berbeda dari dress-dress batik yang umum di pasaran. Maka dari itu diundang untuk ikut IIFW,” ujar Asti yang juga menjadi founder dan CEO brand lokal XaVerana tersebut.
Baca Juga: Pengamanan Nataru, Polda Jatim Kerahkan Ribuan Personel di Operasi Lilin Semeru 2024
IIFW merupakan event fashion kelas dunia yang pernah memenangkan Fashion Week Award of the Year 2019/2020. Event tersebut comeback setelah sebelumnya sempat absen dua tahun karena pandemi global. IIFW menampilkan line-up fashion designer dari berbagai negara seperti misalnya China, Singapore, Nepal, Afrika, dan Indonesia.
Kesempatan tersebut dimaksimalkan Asti dengan membawa karya terbaiknya di panggung IIFW. Dia mengusung kebaya batik yang diberinama Asmara Dana. Busana tersebut mengandung arti kekuatan cinta yang sangat kuat.
”Koleksi-koleksi yang aku bawa ke IIFW itu semua temanya ingin memperlihatkan power seorang perempuan. Aku bikin looknya supaya perempuan itu punya power, seperti layaknya queen atau warrior,” urainya.
Baca Juga: PT KAI Daop 8 Surabaya Catat Ada 6 KA Favorit dengan Okupansi Tinggi di Libur Nataru 2025
Alasan Asti konsisten mengusung kebaya batik sebagai model yang dirancang, karena sampai saat ini belum banyak produk kebaya batik modern oleh designer yang dijual di pasaran. Sehingga potensi marketnya masih cukup luas.
”Dan ke depan aku ingin punya pegawai yang memang pengrajin batik. Jadi kita bisa membuat motif batik sesuai selera sendiri. Harapannya juga bisa merangkul dan mensejahterakan para pengrajin batik, sebab banyak di luar sana pengrajin batik yang mendapat upah terlalu rendah. Padahal batik itu warisan budaya Indonesia yang perlu kita jaga,” tutur Asti.
Selain di panggung catwalk IIFW 2022, tahun 2022 ini karya kebaya batik milik Asti juga tampil di beberapa event fashion bergengsi di dalam negeri. Seperti misalnya Surabaya Fashion Parade 2022 dan Malang Fashion Parade 2022 yang baru-baru ini diselenggarakan. Dalam event tersebut Asti menggandeng Putri Indonesia asal Jawa Timur sekaligus Putri Indonesia Pariwisata 2022 Adinda Cresheilla untuk memperagakan karyanya.
Baca Juga: Luncurkan Puspaga Setara di Peringatan Hari Ibu, Pj Gubernur Jatim : Wujudkan Kesetaraan Gender
”Secara khusus aku buatkan untuk Dinda, dengan tema kebaya yang kurang lebih sama yaitu menunjukkan power seorang perempuan,” ujar Asti.
Asti menegaskan, dirinya akan terus aktif memboyong kebaya batik di panggung-panggung fashion show baik lokal maupun internasional. Tahun 2023 mendatang, Asti memiliki rencana untuk memadukan kebaya batiknya dengan tema-tema lain yang sesuai dengan tren di masyarakat. (mid/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News