KAIRO, BANGSAONLINE - Inisiatif Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk kerjasama penanganan radikalisme, ektremisme dan terorisme mendapat respon positif dari Al Azhar Observatory for Combating Extremism. Dr Reham Abdullah Salamah Nasr, Direktur Utama Al-Azhar Observatory for Combating Extremism, bahkan mengajak Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dan rombongan, menyaksikan langsung cara kerja tim atau para karyawannya dalam menangani radikalisme, ekstremisme dan terorisme di kantornya di Kairo, Mesir, Rabu (11/1/2023).
Kiai Asep didampingi Prof M Mas’ud Said, Ph.D, Direktur Pascasarjana Unisma Malang, yang ditugasi Gubernur Khofifah meindaklanjuti kerjasama tersebut.
Baca Juga: Relawan Gus E Gelar Rakor di Sidoarjo untuk Kemenangan Bunda Khofifah-Mas Emil
Kiai Asep juga didampingi Dr KH Mauhibur Rohman (Gus Muhib), alumnus Unviersitas Al-Azhar Mesir yang kini Rektor Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto Jawa Timur. Gus Muhib inilah yang banyak berperan sebagai mediator dengan negara-negara Timur Tengah
Selain Prof Mas'ud dan Gus Muhib, Kiai Asep juga didampingi Dr Eng Fadly Usman, Wakil Rektor IKHAC dan M Mas’ud Adnan, M.Si, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com.
Kiai Asep juga didampingi para staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo Mesir. Diantaranya KH Muhlashon, staf KBRI bidang politik yang juga Rais Syuriah PCI NU Mesir.
Baca Juga: Tembus Pasar LN dan Serap Tenaga Kerja Lokal, Khofifah Apresiasi Agrobisnis Bibit Buah di Nganjuk
“Ini tindak lanjut rencana kerjasama Provinsi Jawa Timur dengan Mesir dalam penanganan terorisme. Ibu Gubernur tempo hari kan sudah berkunjung ke Mesir. Ini follow upnya,” kata Prof Mas’ud Said kepada BANGSAONLINE.com di sela-sela kunjungan tersebut.
Saat berkunjung ke Mesir, Gubernur Khofifah juga bersama rombongan, diantaranya Kiai Asep dan Gus Muhib.
Dr Reham Abdullah Salamah Nasr, Direktur Utama Al-Azhar Observatory for Combating Estremism, saat menerima Kiai Asep Saifuddin Chalim dan rombongan. Foto: M Mas'ud Adnan/BANGSAONLINE
Sebelum berkunjung ke Gedung Al Azhar Observatory for Combating Extremimism, Kiai Asep dan rombongan diterima Duta Besar (Dubes) RI di Mesir, Dr (HC) Lutfi Rauf di kantornya di Kairo Mesir.
Baca Juga: Di Hadapan Mendagri, Anggota DPR RI Ungkap Tumpukan Uang dan Pelanggaran ASN dalam Pilbup Mojokerto
Dubes Lutfi Rauf tampak sangat senang Gubernur Khofifah punya inisiatif kerjasama dengan Mesir, termasuk dengan Aleksandria, baik tentang pendidikan dan perdagangan maupun soal penanganan terorisme, radikalisme dan ekstremisme. Ia berharap kerjasama itu kongkrit. Karena, menurut dia, selama ini ada beberapa lembaga yang mengajak kerjasama dengan Mesir tapi tak ada tindaklanjutnya.
Ia mengibaratkan ada gluduk (bledek) tapi tak ada hujan.
Karena itu Dubes Lutfi Rauf langsung memerintahkan para stafnya untuk menindaklanjuti dengan mengantar Kiai Asep dan rombongan ke kantor Al-Azhar Observatory for Combating Extremism.
Baca Juga: Warga Nganjuk di Pasar Berbek Nganjuk Full Senyum Disambangi Khofifah, Tukang Becak: Lanjutkan Bu!
Pantauan BANGSAONLINE, Dr Reham sangat antusias menjelaskan tentang kinerja Al-Azhar Observer yang dipimpinnya. Wanita berparas cantik itu tak henti-hentinya menjelaskan satu persatu dan detail sambil berkeliling di ruangan Al-Azhar Observer yang terletak di lantai dua yang cukup luas.
Semula Kiai Asep dan rombongan diterima Dr Reham dan jajaran pimpinan Al Azhar Observer di lantai satu. Saat itu Gus Muhib memperkenalkan satu persatu rombongan Kiai Asep. Kemudian Dr Reham juga memperkenalkan para stafnya.
Dr Reham Abdullah Salamah Nasr, Direktur Utama Al-Azhar Observatory for Combating Estremism saat menjelaskan tentang cara kerja timnya kepada Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, dan rombongan di kantornya, Kairo Mesir (1/1/2023). Tampak Prof M Mas'ud Said (tengah) dan Dr KH Mauhibur Rohman mendengarkan penjelasan Dr Reham. Foto: M Mas'ud Adnan/BANGSAONLINE
Baca Juga: Khofifah Puji Fasilitas Pembelajaran Modern dan Berteknologi Tinggi di Ponpes Dalwa Bangil
Tak lama kemudian Dr Reham mengajak Kiai Asep dan rombongan naik ke lantai dua. Di situlah para pasukan Al-Azhar Orservatory for Combating Exetremism bekerja.
Pantauan BANGSAONLINE, mereka bekerja di ruangan yang disekat-sekat seperti kantor surat kabar. Semua tim atau karyawan menghadap ke monitor komputer yang tentu saja semua terhubung dengan berbagai jaringan dunia. Mereka memplototi semua informasi yang terdiri dari berbagai bahasa.
Al Azhar Observer tak hanya menangkal radikalisme, ekstremisme dan terorisme tapi juga melakukan deradikalisasi dengan melahirkan narasi-narasi keagamaan inklusif.
Baca Juga: Jualannya Diborong Kiai Asep, Pedagang Pasar Pugeran: Kami Setia Coblos Paslon Mubarok
Menurut Gus Muhib, Al Azhar Observer adalah lembaga penanganan ekstremisme yang sangat strategis di Mesir. “Karena lembaga ini berada di bawah langsung Syaikhul Azhar atau Grand Syaikh,” tutur Gus Muhib kepada BANGSAONLINE.com.
Kini Grand Syaikh Al-Azhar Mesir adalah Prof Dr Ahmed at-Tayyeb. Grand Syaikh adalah pimpinan puncak yang punya otoritas tertinggi di Mesir, terutama di universitas Al-Azhar.
Kiai Asep juga berpendapat bahwa rencana kerjasama penanganan radikalisme dan ekstremisme Provinsi Jatim dan Mesir ini sangat strategis.
Baca Juga: Tampil Memukau di Debat ke-2, Khofifah-Emil Paparkan Tata Kelola Pemerintahan yang Terbukti Berhasil
“Karena di Indonesia sekarang belum ada ulama atau kiai yang fatwanya didengar semua masyarakat. Fatwa ulama NU tak didengar warga Muhammadiyah. Fatwa ulama Muhammadiyah tak didengar warga NU,” kata Kiai Asep yang dikenal luas sebagai pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mjokerto Jawa Timur.
Karena itu, tegas Kiai Asep, jika ada fatwa-fatwa dari ulama alim tingkat dunia, terutama dari Al Azhar Mesir, niscaya sangat berpengaruh pada masyarakat Indonesia.
Kiai Asep yang juga ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu mengatakan bahwa penanganan radikalisme harus cepat dan tuntas. “Karena mereka masih banyak di daerah,” tutur Kiai Asep. Ia menyebut sebuah daerah yang merupakan basis kelompok radikalisme sejak era perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.
Baca Juga: Blusukan di Pasar Atom, Khofifah Borong Jajanan Tradisional dan Gelar Cek Kesehatan Gratis
Menurut Kiai Asep, mereka hingga kini masih eksis. Bahkan kepala daerahnya juga cenderung radikal. “Makanya Jawa Timur di bawah kepemimpinan Ibu Gubernur Khofifah harus jadi pilot project untuk Indonesia dalam penanganan radikalisme, ektremisme dan terorisme,” kata putra KH Abdul Chalim, salah seorang kiai pendiri NU itu kepada BANGSAONLINE.
Tapi benarkah pers Mesir juga meliput kunjungan Kiai Asep dan rombongan? (bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News