SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah mengapresiasi inisiasi Kapolda Jatim yang kembali merevitalisasi program Omah Rembug dan Siskamling di tingkat desa serta kelurahan. Menurut dia, hal tersebut mampu menyelesaikan masalah dari lini paling bawah yakni di tingkat kelurahan atau desa.
Sejumlah program ini menjadi bentuk kearifan lokal yang mampu menjadi solusi dari pemecahan masalah di tingkat bawah dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat, serta tiga pilar yakni kepala desa, bhabinkamtibmas, dan babinsa bersama tokoh agama/masyarakat.
Baca Juga: Bidpropam Polda Jatim Cek Senjata Api Personel
“Omah rembug ini harus ditopang oleh mereka yang punya kearifan dan tidak memiliki keberpihakan pada pihak tertentu," ujarnya saat hadir di acara Sarapan Bareng Tiga Pilar Desa/Kelurahan serta peresmian Revitalisasi Omah Rembug dan Siskamling di Gedung Mahameru Polda Jatim, Jalan Ahmad Yani Surabaya, Selasa (31/1/2023).
Khofifah juga menjelaskan, dari situ akan terbangun kearifan lokal yang akhirnya akan menjadi kearifan nasional atau national wisdom yang luar biasa. Ini akan menjadi embrio bagaimana kearifan desa, kearifan kota/kab, kearifan provinsi akan menjadi kearifan nasional.
Baca Juga: Khofifah: Tahun Baru Jadi Momentum Refleksi, Waspada Cuaca Ekstrem saat Liburan
Menurut dia, peran tiga pilar sangat penting untuk mewujudkan kondusivitas dari lini paling bawah. Mereka juga berperan penting dalam membangun sinergi, kolaborasi, strong partnership, dan gotong royong di antara masyarakat.
“Di Jatim ada 666 kecamatan, 777 Kelurahan dan 7.724 desa. Artinya ada kebutuhan 8.501 Babinsa dan 8.501 bhabinkamtibmas supaya bisa bersama-sama menjadi pilar bagi mewujudkan keamanan dan ketertiban dari wilayah administrasi paling bawah, yaitu Kelurahan dan Desa,” katanya.
Lebih lanjut, Khofifah mengajak para kepala desa, bhabinkamtibmas dan babinsa untuk bisa menjadi pemimpin yang bisa menjadi bagian dari solusi. Yakni menjadi pemimpin yang memungkinkan (enabler leader).
Baca Juga: Khofifah Raih Penghargaan dari Kementerian PPPA di Puncak Peringatan Hari Ibu 2024
Yaitu pemimpin yang bisa melihat sesuatu hal yang bisa menjadi peluang atau solusi dari suatu permasalahan. Serta pemimpin yang memungkinkan hal yang dianggap susah, menjadi hal yang memungkinkan.
Ia mencontohkan masalah sampah. Jika sampah bisa diolah dengan baik maka justru akan mendatangkan rupiah. Ditegaskannya, hukum dasarnya adalah mungkin. Maka berembug untuk mencari solusi bersama bisa menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungking.
“Seringkali kita merasa sudah maksimal padahal kapasitas yang kita gunakan belum maksimal. Ketika ditambahkan persoalan yang tidak terlalu berat rasanya sudah penuh. Tapi kalau kita kemudian meyakini pada diri kita, pada diri kepala desa, pada diri Lurah, Babinsa, bhabinkamtibmas, bahwa kita memiliki kekuatan itu, maka ini akan menjadi kekuatan luar biasa,” pungkasnya. (dev/mar)
Baca Juga: Hadiri Haul Ke-15 di Ciganjur, Khofifah Kenang Sosok Gus Dur Sebagai Pejuang Kemanusiaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News