Kisah Generasi ke-3 Wirausaha Bakso di Surabaya, Bunda Cindy Tetap Pertahankan Resep Keluarga

Kisah Generasi ke-3 Wirausaha Bakso di Surabaya, Bunda Cindy Tetap Pertahankan Resep Keluarga Bunda Cindy alias Bucin, pelaku UMKM kuliner bakso khas Solo-Wonogiri di Surabaya. Foto: Ist

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Bakso adalah makanan atau kuliner yang familiar di negeri ini. Bakso yang konon berasal dari Tiongkok menjadi makanan favorit di nusantara. Makanan ini kerap disajikan dengan kombinasi kuah, mie, bihun, tauge, sawi dengan tambahan saos dan kecap

Di nusantara, makanan yang berasal dari olahan daging dan tepung ini identik dengan daerah tertentu, seperti Solo dan Wonogiri, Jawa Tengah. Ada juga varian dari daerah Malang, Jawa Timur.

Baca Juga: Pelaku UMKM PB Jatim Adakan IWF 2024, Ini yang Dipamerkan Stan UMKM Bangkalan

Bunda Cindy adalah salah satu pelaku di . Perempuan yang akrab disapa Bucin ini sudah 7 tahun berjualan frozen secara online. Ia meneruskan resep milik keluarga. Bakso buatannya memperhatikan kualitas, tekstur dan higienis dengan komposisi 90 persen daging.

"Saya ini berasal dari keluarga pedagang . Nenek dan bapak saya adalah pedagang di Jakarta. Mereka mensuplai banyak pedagang gerobak. Jadi saya adalah generasi ketiga keluarga pedagang ," tutur perempuan asal Wonogiri ini, Selasa (6/6/2023).

Bucin menjelaskan, meski dirinya bermodal resep keluarga tapi ia mengkombinasi resep itu dengan sejumlah tambahan dan modifikasi. Proses itu ia peroleh melalui sejumlah kursus dan uji coba berkali-kali.

Baca Juga: Korban Begal Perempuan di Surabaya Tewas

Ia sempat mengikuti kursus dengan biaya yang cukup mahal di masa itu, Rp4 juta untuk dua hari kursus. Bahkan ia pernah mendatangkan chef hotel berbintang untuk menilai buatannya.

"Saat ini, saya sudah mendapat resep yang pakem. Ini merupakan resep keluarga yang sudah dikombinasi. Bahan dan prosesnya pun halal. Tentunya juga menyesuaikan lidah dan selera orang , karena saya berusaha di kawasan Wiyung, ," katanya.

Bucin menceritakan, awalnya tidak ada niat berdagang . Selama ini ia membuat untuk anaknya yang sulit makan. Namun setelah disajikan nasi dengan lauk , anaknya makan dengan lahap.

Baca Juga: 3.000 Relawan Barra-Rizal Ikuti Bimtek Saksi, 20 Rombong Bakso, Tahu Thek dan Soto Gratis Ludes

Ia pun kerap membawa bekal nasi dengan lauk ke mana pun anaknya pergi, termasuk ke tempat kursus bahasa Inggris di Barat. Kala itu, teman-teman anaknya yang ikut menyicipi menyukai buatannya. Demikian para orangtua teman anak-anaknya.

"Para orangtua itu pun bilang saya enak. Mereka pun mendorong saya memproduksi lebih banyak untuk di jual. Sejak itu, saya menjual frozen berdasarkan pesanan dari lingkungan dekat," kenangnya.

Bunda Cindy mengaku sampai hari ini, ia tujuh tahun berdagang secara online. Ia nyaman berdagang secara online karena aktifitasnya bisa di lakukan di rumah. Dengan demikian bisa tetap mendidik anak dan mengurus suami.

Baca Juga: Yakini Kebenaran Islam, Dua Pemuda Resmi Mualaf dengan Bersyahadat di Masjid Al-Akbar Surabaya

Seiring beranjak dewasa anak-anaknya, Bucin mulai berpikir untuk memiliki depot . Hal ini juga dorongan dari para pelanggannya selama ini yang menginginkan ia berdagang secara rutin di tempat yang permanen dengan yang fresh, bukan frozen. Apalagi pandemi pun sudah berakhir, sehingga tidak ada lagi pembatasan orang.

"Anak-anak saya sudah mandiri, waktu saya pun lebih banyak bersama suami. Karena itu saya berencana membuka depot dekat rumah di kawasan Wiyung, Barat, dengan konsep prasmanan," pungkas Bucin. (mdr/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Angkot Terbakar di Jalan Panjang Jiwo, Sopir Luka Ringan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO