PADANG, BANGSAONLINE.com - Pertumbuhan investasi di Jawa Timur pada 2023 semakin meningkat. Berdasarkan rilis Menteri Investasi/Kepala BKPM RI, Bahlil Lahadalia, pada Jumat, 28 April 2023, tercatat realisasi investasi PMA dan PMDN Jatim di triwulan I 2023 mencapai Rp30 triliun atau secara y-on-y meningkat 27,1 persen dari triwulan I 2022. Sedangkan dalam kurun waktu yang sama pertumbuhan investasi nasional sebesar 16,5 persen.
"Alhamdulillah, pertumbuhan realisasi investasi Jatim konsisten di atas nasional. Triwulan I tahun ini realisasi investasi PMA dan PMDN Jawa Timur mencapai 27,1 % atau setara Rp30 triliun, dimana capaian tersebut di atas realisasi nasional yaitu 16,5 %," ujar Gubernur Khofifah di sela-sela misi dagang ke Padang, Sumatera Barat, Senin (12/6/2023).
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
Menurut orang nomor satu di lingkungan Pemprov Jatim ini ini capaian tersebut merupakan wujud dari komitmen Jawa Timur dalam mengawal investasi sejalan dengan arahan presiden yang mendukung hilirisasi. Terlebih Jatim mempunyai sektor hilirisasi unggulan yakni tembaga.
“Jatim merupakan satu-satunya provinsi di Pulau Jawa yang memiliki investasi di sektor hilir dengan komoditi tembaga, dimana investasi sektor hilir mayoritas berlokasi di luar Pulau Jawa,” ujar Khofifah.
Lebih lanjut, Gubernur perempuan pertama Jawa Timur ini menjelaskan bahwa pada realisasi investasi triwulan I 2023 sebesar Rp30 triliun ini terdiri dari PMA (Penanaman Modal Asing) yang mencapai Rp14,5 triliun atau tumbuh melonjak sebesar 76,8 persen dibanding triwulan I 2022 yang sebesar Rp8,2 triliun. Sedangkan realisasi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) pada triwulan I 2023 tercatat sebesar Rp15,5 triliun dibanding triwulan I 2022 sebesar Rp15,4 triliun.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
Kontributor tertinggi realisasi investasi secara total PMA dan PMDN adalah sektor pertambangan 16,5 persen, industri logam dasar, barang logam bukan mesin & peralatannya 13,8 persen, industri kimia & farmasi (10,5%), transportasi, gudang & telekomunikasi (11,1%), serta perumahan, kawasan, industri & perkantoran(9,4%).
Sedangkan untuk lokasi penyumbang terbesar meliputi Gresik 36 persen, 20,5% Surabaya, Sidoarjo (10,1%), Kabupaten Pasuruan (8,4%) dan Tuban 4,4 persen. Sementara menurut negara asal, realisasi PMA masih didominasi oleh investasi dari Amerika Serikat (37,8%), Jepang 24 persen, Singapura 8,3 persen, Hongkong, RRT (6,5%) dan Belanda 6,3 persen.
Proporsi antara PMA dan PMDN dalam realisasi investasi Jatim triwulan I 2023, berturut –turut 48,3 persen dan 51,7% atau setara dengan Rp14,5 triliun realisasi PMA dan Rp15,5 Triliun realisasi PMDN. Tingginya peran serta realisasi PMA, secara linear menunjukkan tingginya kepercayaan investor asing terhadap potensi Provinsi Jatim di masa pemulihan usai pandemi COVID-19.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Selain itu, keberhasilan menjaga kepercayaan investor asing terhadap Jatim juga merupakan hasil manis dari kerja keras Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam melakukan pengelolaan investasi. Salah satunya pelayanan pra dan pasca perijinan yang terintegrasi secara digital dan komprehensif.
“Beberapa upaya pengelolaan investasi telah dilakukan dengan memanfaatkan teknologi dan kolaborasi, diantaranya pelayanan berbasis elektronik yang lebih mudah dan informasi elektronik peta Investment Project Ready to Offer (IPRO) di Jatim, dengan DPMPTSP sebagai garda utama,” ungkap Khofifah.
Pelayanan berbasis elektronik dalam hal perizinan tersebut dibuat dalam inovasi JOSS Gandos (Jatim Online Single Submission Goes Android Operating System) yang kini bisa didapat melalui perangkat smartphone berbasis android. JOSS Gandos tidak hanya sekedar menawarkan kemudahan akses, namun juga sudah mencakup implementasi penyederhanaan perizinan Pergub Nomor 88 Tahun 2022 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha.
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
Pada Triwulan I 2023, DPMPTSP tercatat telah menerbitkan 2.119 perizinan berusaha. Kemudahan dalam proses perizinan berusaha inilah yang menjadi salah satu daya tarik bagi para investor untuk menanam modalnya di Jawa Timur.
Termasuk dengan gencarnya menjalin komunikasi intensif dengan negara potensial melalui misi dagang maupun para Kepala Perwakilan RI di negara-negara dunia. Seperti beberapa waktu lalu saat Gubernur Jatim menerima kunjungan para Calon Kepala Perwakilan RI di beberapa negara.
Dalam acara tersebut, mantan Menteri Sosial RI juga sempat memaparkan potensi-potensi investasi yang ada di Jatim. Sehingga para Kepala Perwakilan Republik Indonesia juga bisa mempromosikan Jawa Timur di mata dunia.
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
Meski realisasi investasi triwulan I 2023 telah tercapai 35,3 persen dari target RPJMD sebesar Rp85 triliun, orang nomor satu di lingkungan Pemprov Jatim ini menyampaikan agar tidak lengah karena adanya kemungkinan kejenuhan investor terhadap investasi di Pulau Jawa yang dibarengi dengan meningkatnya infrastruktur di wilayah luar Pulau Jawa.
Sehingga, fokus utama adalah tetap menjaga dan meningkatkan iklim investasi dengan melakukan pengendalian terhadap pandemi yang masih belum hilang sepenuhnya dan menjaga stabilitas politik.
“Kita berharap dengan upaya – upaya yang digalakkan dapat meningkatkan kondusifitas berinvestasi di Jawa Timur, sehingga ke depan pelayanan investasi semakin cepat, mudah dan transparan yang berdampak pada kestabilan capaian realisasi investasi di Jawa Timur yang dapat menciptakan multiplier effect terhadap pertumbuhan, kesejahteraan serta pemerataan ekonomi Jawa Timur,” pungkas Khofifah. (dev/git)
Baca Juga: Hearing Lanjutan soal RHU dan Efek Pengendara Mabuk, DPRD Surabaya Soroti SOP, Perizinan, dan Pajak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News