KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Kediri menggelar pembinaan peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan bertajuk 'Strategi Guru Pintar Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus'. Kegiatan itu berlangsung selama 2 hari, 16-17 November 2023.
Pelatihan yang mengundang 100 guru pendamping di tingkat TK hingga SMP ini melibatkan narasumber dari berbagai profesi, seperti pakar sekolah inklusi, praktisi, serta psikolog yang menyampaikan materi tentang perubahan mindset terhadap anak berkebutuhan khusus. Misalnya, layanan bagi mereka, teori dan keilmuan, serta pelaksanaan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.
Baca Juga: Sidak Pasar Jelang Nataru, DKPP Kota Kediri Pastikan Semua Produk Hewani Penuhi Standar ASUH
Kepala Disdik Kota Kediri Anang Kurniawan menyampaikan menjadi guru pendamping bukan merupakan profesi yang mudah. Untuk itu, pelatihan ini digelar sebagai upaya memenuhi kebutuhan akan adanya tenaga pendidik yang memiliki pengetahuan dan keterampilan memadai dalam memberikan layanan pendidikan bagi anak didik berkebutuhan khusus di sekolah.
"Pembelajaran dan perlakuan bagi kelas yang memiliki anak berkebutuhan khusus berbeda dengan kelas biasa. Terkait dengan anak berkebutuhan khusus bukan hanya menjadi tugas dari guru pendamping, namun juga guru-guru yang lain. Hal inilah yang mulai ingin kita bangun," ucapnya.
Melalui agenda tersebut, Anang ingin semua guru memiliki satu kesepahaman dalam merumuskan strategi menangani anak berkebutuhan khusus. Bukan hanya guru pendamping, namun semua guru bisa berperan sebagai guru pendamping khusus bagi anak yang memang membutuhkan pendampingan.
Baca Juga: Upacara Peringatan Hari Bela Negara ke-76, Sekdakot Kediri Bacakan Pidato Presiden Prabowo
"Diharapkan para peserta pelatihan bisa memiliki pemahaman dan tambahan kompetensi bagi mereka untuk penanganan anak berkebutuhan khusus. Ditambah lagi mereka bisa menularkan ilmu yang diperoleh kepada guru-guru yang lain, agar semuanya memiliki satu kesepahaman dalam memberikan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus," paparnya.
Tidak hanya itu, ia berharap semua sekolah di Kota Kediri adalah sekolah inklusi. Artinya, sekolah yang terbuka untuk semuanya dan terbuka terhadap semua perbedaan.
"Jadi siapapun tidak peduli latar belakang ekonomi, keluarga, kesehatan, atau apapun kita harus melayani. Kalaupun ada anak-anak istimewa yang dititipkan, ini adalah bagian dari sekolah inklusi. Kita semua sama bahwa pendidikan itu untuk semua orang, itulah yang dinamakan pendidikan inklusi," tuturnya.
Baca Juga: Pemkot Kediri Apresiasi Wajib Pajak yang Tertib dan Taat
Anang juga menyinggung tentang unit layanan disabilitas (ULD) yang diamanatkan oleh kementerian agar ada di tiap kabupaten atau kota.
"Jadi dalam ULD itu akan ada dokter, terapis, psikolog, psikiater, dan tenaga sosial yang bergerak bersama untuk menangani anak berkebutuhan khusus. Harapannya di tahun 2024 kita punya satu rintisan ULD," katanya.
Sementara itu, Dwi Intan Pramesti, salah satu guru pendamping, mengaku baru satu tahun ditunjuk mendampingi satu anak berkebutuhan khusus yang ada di sekolah. Ia berharap dengan mengikuti pelatihan ini dirinya bisa memahami kebutuhan masing-masing anak.
Baca Juga: Sambut Nataru, Disperdagin Kota Kediri Tera Ulang SPBU
"Semoga anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan kesetaraan dalam pelayanan pendidikan dan mereka bisa mengikuti kegiatan belajar dengan suasana nyaman di sekolah," ucapnya. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News