SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Gimmick (gimik) Gibran Rakabuming Raka, Calon Wakil Presiden 02 yang dianggap merendahkan Prof Dr Mahfud MD saat Debat Cawapres pada Minggu (21/01/2024) lalu menuai kecaman publik. Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu dianggap tak punya etika dan tak punya akhlak. Bahkan menurut Drone Emprit sentimen negatif di media sosial (Twitter/X) mencapai 60 % untuk Gibran. Calon Wakil Presden yang berpasangan dengan Calon Presiden Prabowo Subianto itu dicap tak punya unggah-ungguh bahkan tuna susila.
Lalu bagaimana sebenarnya etika, budi pekerti, akhlak menurut Islam dan pesantren?
Baca Juga: Bedah Visi-Misi Cagub Jatim 2024 di FISIP UINSA, Jubir 02 Kekeh soal Penyebutan Seminar Nasional
“Imam Malik menyatakan Qaddimil Adab ‘alal ilmi. Dahulukan adab atau akhlak sebelum belajar ilmu,” tegas Prof Dr KH Imam Ghazali Said, MA, Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) dalam Podcast Bangsaonline.com yang dipandu M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com.
Menurut Prof Kiai Imam Ghazali Said, perlu dibedakan antara etika, moral dan akhklak.
“Akhlak lebih menyeluruh dari pada etika. Etika itu bagian dari akhlak. Jadi yang tertinggi itu akhlak,” jelas pengasuh Pesantren Mahasiswa An-Nur Wonocolo Surabaya.
Baca Juga: Hari Pertama Kampanye, Khofifah Silaturahmi ke Kiai dan Tokoh di Pengukuhan Dr HC KH Zulfa Mustofa
Akhlak, tegas Kiai Imam Ghazali Said, terkait dengan 4 hal. Pertama, akhlak berhubungan dengan Allah SWT.
Kedua, terkait dengan sesama manusia. “Ini etika,” kata Kiai Imam Ghazali Said.
Ketiga, akhlak juga terkait dengan alam atau lingkungan dan ekosistem.
Baca Juga: UINSA Anugerahkan Gelar Doktor Honoris Causa ke M. Naser
Nah, untuk alam ini terbagi dua. Yaitu makhluk hidup atau bernyawa seperti hewan dan makhuk tak bernyawa yaitu tumbuh-tumbuhan dan lainnya.
Jadi dalam berhubungan dengan semua itu, tegas Kiai Imam Ghazali Said, kita harus mengedepankan etika, termasuk berhubungan dengan makhluk tak bernyawa sekalipun. Karena itu tidak boleh mengeksploitasi alam sembarangan atau sewenang-wenang. Apalagi sampai menggusur makhluk hidup.
Baca Juga: Tewaskan Mahasiswi Uinsa, 2 Jambret Ditangkap
“Itu tidak berakhlak. Itu di hadapan Tuhan ditolak,” tegasnya sembari menyebut kasus food estate yang disebut-sebut merugikan petani.
Jadi akhlak itu lebih tinggi dan lebih luas ketimbang etika.
Kiai Imam Ghazali Said mengingatkan bahwa bangsa yang tak berakhlak akan hancur. Ia menyebut contoh kasus Mesir yang pernah ambruk gara-gara krisis akhlak. Padahal Mesir sempat menciptakan bangunan piramida yang hingga kini ramai dikunjungi para wisatawan dari berbagi manca negara.
Baca Juga: Skema Murur, Mabit di Muzdalifah Wajib atau Sunnah Haji? Ini Kata Prof Kiai Imam Ghazali Said
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Bagaimana dengan budaya tawadlu pesantren? Apa bedanya etika dan akhlak? Silakan simak Podcat BANGSAONLINE do channel youtube. Prof Dr KH Imam Ghazali Said, MA membahas dengan lugas dan tuntas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News