Mengulik Ragam Tradisi Ramadan di Kota Mojokerto

Mengulik Ragam Tradisi Ramadan di Kota Mojokerto

KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com menjadi salah satu bulan yang paling dinanti oleh umat muslim. Secara umum, kebaradaan identik dengan berbagai aktivitas ibadah seperti puasa, tadarus, tarawih, sedekah, dan masih banyak lagi. 

Tidak hanya itu, di tengah masyarakat muslim Indonesia terdapat berbagai kegiatan lain, yang rutin dilakukan saat hingga menjadi sebuah tradisi khas dan turun temurun sejak lama, termasuk masyarakat di Kota Mojokerto.

Baca Juga: Dewan Pengupahan Kota Mojokerto Rumuskan Kenaikan UMK 2025

NGABUBURIT

Kata ngabuburit sebenarnya berasal dari bahasa Sunda, burit, yang berarti sore atau petang. Ini dapat diartikan, menunggu menunggu sore atau mengisi waktu hingga sore tiba. Pemakaiannya sebenarnya umum saja.

Namun, kini ngabuburit begitu masif digunakan di bulan puasa. Yakni berarti melakukan aktivitas sambil menunggu saatnya buka puasa dengan melakukan berbuka puasa. Ini biasanya dilukan sejitar 1-2 jam sebelum waktu berbuka puasa.

Baca Juga: Berpihak Pada Kemajuan Daerah, Pj Wali Kota Mojokerto Apresiasi 3 Raperda Inisiatif Dewan

Tidak ada kegiatan spesifik dalam ngabuburit. Salah satu yang paling sering dilakukan adalah berburu ta'jil atau kudapan untuk berbuka puasa. Nah, untuk masyarakat Kota Mojokerto dan sekitarnya, salah satu rekomendasi tempat yang bisa dikunjungi adalah Pasar Takjil yang berlokasi di Pasar Loak Ketidur, Kecamatan Prajuritkulon.

Tidak hanya menyediakan beragam makanan dan minuman produksi UMKM Kota Mojokerto, Pasar Ta'jil juga menyediakan sejumlah wahana permainan ala pasar malam. Sehingga pasar yang buka mulai pukul 15.30 WIB ini cocok untuk menjadi destinasi ngabuburit berbagai usia.

Tradisi patrol biasanya dilakukan oleh sekelompok warga untuk membangunkan warga lainnya, untuk segera bangun dan menyiapkan sahur. Ini dilakukan berkeliling kampung sambil memainkan alat musik sederhana seperti kentongan atau drum bekas denngan meneriakkan 'sahur-sahur' atau bersholawat.

Baca Juga: Kembali Tinjau Lokasi Banjir, Pj Wali Kota Mojokerto Dengarkan Keluhan dan Beri Bantuan

Seiring berkembangnya zaman, Patrol juga turut berkembang. Instrumen musik yang digunakan semakin bervariasi. Alunan musik dan jargon-jargon yang diteriakkan juga semakin menarik dan penuh kreatifitas. Sehingga patrol bahkan menjadi hiburan tersendiri di waktu sahur.

Melihat potensi tersebut, Pemkot Mojokerto pun rutin menggelar Lomba Patrol dan tahun ini dijadwalkan pada 27 Maret 2024, mulai pukul 20.00 WIB. Lomba ini digelar dengan sejumlah kategori peserta, yakni, pelajar SD, SMP, SMA/SMK, dan Karang Taruna. Bagi para pemenang nantinya akan mendapat hadiah berupa tropi, sertifikat, dan uang pembinaan.

Istilah weweh merupakan serapan dari bahasa Jawa yakni wewehono atau nguwehi yang berarti memberi. Sehingga dapat dimaknai saling berbagi atau sedekah, serta menjadi simbol perekat tali persaudaraan. Weweh biasanya banyak dilakukan pada 10 hari terakhir bulan atan mulai malam 21

Baca Juga: Proyek Fisik Pendukung Kolam Retensi Kota Mojokerto Segera Rampung

Tradisi ini dilakukan oleh anak-anak datang ke rumah sanak saudara dan tetangga dengan membawa rantang beriskan lengkap dari nasi hingga sayur beserta lauknya. Tidak ada ketentua khusus, menu apa yang harus dibagikan. Belakangan bahkan semakin banyak masyarakat yang memilih wadah box atau sekali pakai lainnya.

Setelah nenerima wewehan, tuan rumah terkadang juga akan memberikan sejumlah uang atau sangu untuk anak yang telah mengantar wewehan. Tidak ada nominal pasti dalam hal tersebut, tuan rumah bebas menentukan besarannya. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak, sehingga mereka akan sangat antusias untuk membantu orang tua mereka weweh. (ris/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Awal Mula Tarawih Cepat di Ponpes Hidayatullah Al Muhajirin Bangkalan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO