JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Saat bertemu dengan presiden terpilih Pemilu 2024, Prabowo Subianto, Khofifah Indar Parawansa juga menyempatkan untuk membahas masalah korban perang di Palestina, khususnya anak-anak.
Khofifah menyampaikan gagasan untuk menampung 1.000 anak-anak Palestina agar bisa tinggal di Ponpes di Jatim.
Baca Juga: Kanwil DJP Jatim II Gelar Media Gathering, Apa yang Dibahas?
Hal itu disampaikan Khofifah sebagai gayung bersambut dari statemen Prabowo yang disampaikan dalam konferensi pertahanan dan keamanan, Shangri-La Dialogue, di Singapura beberapa waktu yang lalu. Di mana dalam penyataannya, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia siap mengevakuasi 1.000 warga Gaza.
"Saya diskusi dengan Ibu Khofifah dan beliau tertarik dengan sambutan saya di Shangri-La Dialogue yang lalu, di mana Indonesia tegas pada pendiriannya dalam penyelesaian konflik di Ukraina harus melalui gencatan senjata dan negosiasi. Begitu juga dengan penyelesaikan konflik Gaza," kata Prabowo.
"Indonesia tegas mendukung kemerdekaan rakyat Palestina, mendukung dua negara tersebut untuk segera melakukan gencatan senjata dan segera menghadapi bencana kemanusiaan yang luar biasa, penderitaan rakyat Gaza Palestina luar biasa," imbuh Prabowo.
Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Khofifah-Emil Melejit Tinggalkan Risma-Hans dan Luluk-Lukman
Hal tersebut sudah dilaporkan Prabowo ke Presiden RI Joko Widodo. Ditegaskan Prabowo, bahwa Indonesia siap mengirimkan pasukan perdamaian dalam jumlah kekuatan yang signifikan serta siap mengirim rumah sakit lapangan untuk beroperasi di daerah Gaza.
"Berkaitan dengan itu, Ibu Khofifah menyampaikan inisiatif dan gagasan beliau karena sudah dengar inisiasi Indonesia untuk mengevakuasi 1.000 korban, pasien yang luka-luka. Beliau menyampaikan gagasan dan menawarkan bahwa Jawa Timur siap menerima 1.000 anak-anak Palestina dan mungkin juga beberapa ibu-ibu yang mengalami trauma untuk sementara dididik dan dirawat di pesantren-pesantren di Jawa timur," ucap Prabowo.
Gagasan Khofifah juga sempat didiskusikan Prabowo dengan sejumlah tokoh agama dari Jawa Barat dan mereka turut menyambut baik dan ikut menyatakan kesiapan pesantren di Jawa Barat untuk turut menerima anak-anak maupun ibu-ibu korban perang di Gaza Palestina.
Baca Juga: Survei ARCI: Khofifah-Emil Dominan di Mataraman
"Saya sudah sampaikan ke Bu Khofifah bahwa ini akan saya laporkan ke Bapak Presiden dan ini saya juga akan bawa, karena saya juga dapat tugas dari presiden untuk mewakili Indonesia dalam KTT Gaza yang akan diselenggarakan 11 Juni di Yordania. Kesiapan rakyat Indonesia untuk ikut serta dalam membantu rakyat Palestina akan kami sampaikan di acara itu," tegasnya.
KTT tersebut, dikatakan Prabowo, menjadi kesempatan strategis untuk berkoordinasi dengan Sekjen PBB dan juga negara-negara lain untuk mewujudkan apa yang menjadi inisiasi dan juga gagasan dari Indonesia.
Terkait hal tersebut, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa gagasan itu tidak tercetus tanpa ada pengalaman dan best practice. Pasalnya melalui organisasi yang dipimpinnya, yaitu Muslimat NU, pihaknya memiliki pengalaman untuk menangani anak-anak pekerja migran yang tidak bisa mendapatkan pendidikan formal di Malaysia.
Baca Juga: Siap Jadikan Jawa Timur Sebagai Gerbang Baru Nusantara, Khofifah-Emil Ajak Sukseskan Pilkada 2024
"Terkait ikhtiar untuk bisa mendapatkan kesempatan mendidik putra-putri dari Palestina, sesungguhnya kami ingin melaporkan bahwa selama ini Muslimat NU memiliki learning center terbesar di Malaysia, karena anak-anak pekerja migran di Malaysia tidak dimungkinkan untuk mengikuti pendidikan resmi di sana, maka anak-anak pekerja migran dari Malaysia itu antara lain dikirim ke Jawa Timur," ucap Khofifah.
"Dan itu sudah berjalan selama ini kami sudah memiliki pengalaman bagaimana mendidik putra putri kita terutama dari pekerja migran Indonesia yang ada di Malaysia," imbuh Khofifah.
Oleh sebab itu, ketika mendengarkan pernyataan Prabowo bahwa Indonesia siap mengevakuasi 1000 warga Palestina, maka format yang diterapkan pada anak-anak pekerja migran Malaysia yang dididik melalui pesantren di Jawa Timur sangat memungkinkan untuk diterapkan serupa dalam menangani korban perang di Gaza Palestina.
Baca Juga: Sholawatan Bersama Habib Syekh, Khofifah Ajak Generasi Muda Tingkatkan Prestasi dan Jauhi Narkoba
"Kami matur bahwa pesantren-pesantren di Jawa Timur siap untuk menerima kehadiran mereka dengan proses proses yang kita akan bangun dan komunikasikan berikutnya. Misalnya apakah yang ditampung adalah mereka anak-anak yang yatim, atau yatim piatu, dan seterusnya. Yang jelas bahwa penanganannya akan berbasis pesantren," terang Khofifah.
Khofifah menjelaskan bahwa memberikan pendidikan untuk anak-anak Palestina di pesantren-pesantren di Jatim sangat memungkinkan. Terutama karena anak-anak dari Palestina menggunakan bahas Arab yang tentu sudah dalam posisi seiring dengan lingkungan pesantren yang ada di Jatim. (dev/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News