Mbah Muhith Tolak Jadi Mustasyar, Pengamat: NU Diambang Arus Politik Praktis

Mbah Muhith Tolak Jadi Mustasyar, Pengamat: NU Diambang Arus Politik Praktis

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - KH Abdul Muhith Muzadi (Mbah Muhith), satu-satunya santri langsung Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari yang masih hidup, menolak duduk dalam Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang dipimpin KH Ma’ruf Amin dan KH Said Aqil Siraj.

Penggagas khitah NU yang kemudian diratifikasi oleh KH Ahmad Shiddiq ini sejak awal memang konsisten menolak praktik pelanggaran yang terjadi dalam Muktamar NU ke-33 di alun-alun Jombang.

Begitu juga Pengasuh Pondok Pesantren Cipasung KH Ahmad Bunyamin mengaku tak tahu namanya dicantumkan sebagai A’wan PBNU. ”Saya gak tahu,” tegasnya singkat. Ia juga mengaku tak ada yang menghubungi.

Sementara pengamat politik dari Universitas Paramadina, Djayadi Hanan, menilai organisasi keagamaan terbesar NU, diambang arus politik praktis.

Hal itu menurut dia, tak lepas dari imbas kepengurusan periode 2015-2020 saat ini yang diisi sejumlah politisi. Mereka dapat menggerus khittah netralitas NU dari politik praktis. "Yang paling mencolok dari perubahan NU saat ini adalah Sekjen PBNU 2015-2020 dijabat Helmy Faisal Zaini, yang adalah salah satu politisi utama PKB," ujar Djayadi, Minggu (23/8).

"Jadi jelas PKB punya akses utama untuk ikut menentukan arah politik NU ke depan," imbuhnya.

Menurut dia, didapuknya Said Aqil sebagai Ketua PBNU periode 2015-2020 menunjukkan, PKB turut andil dalam Muktamar dan tentu punya pengaruh besar dalam NU. Dampak positifnya, mungkin PKB akan lebih punya kemauan untuk memperjuangkan warga NU.

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO