Tuntut Tenaga Kerja, Warga Mengare Komplek Gresik Demo Smelter PT Freeport Indonesia

Tuntut Tenaga Kerja, Warga Mengare Komplek Gresik Demo Smelter PT Freeport Indonesia Warga Mengare Komplek, Kecamatan Bungah, saat demo di depan Smelter PT Freeport Indonesia. Foto: Ist

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Ratusan warga Watuagung, Tajungwidoro, dan Kramat, Pulau Mengare atau Mengare Komplek, Kecamatan Bungah, menggelar demo di depan PT Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (), Manyar, Selasa (15/10/2024).

Mereka menuntut agar warga diberikan porsi 60 persen setiap ada lowongan pekerjaan di . Saat demo, massa aksi melakukan orasi secara bergantian, serta membentangkan spanduk bertuliskan 'Buat apa dibangun pabrik pengolah emas, kalau kita tetap susah beli beras.'

Baca Juga: Kepala Desa di Benjeng Ngaku Diusir Siska saat Perjuangkan Warga Terbelit Utang Koperasi

Aparat TNI dan Polri turut menjaga dalam peristiwa tersebut. Korlap aksi, Abdul Amin, mengatakan aksi dilakukan sebagai bentuk ketidakpuasan atas penyerapan tenaga kerja bagi warga Mengare Komplek di PTFI yang dinilai jauh dari kesepakatan awal sebesar 60 persen untuk warga lokal.

"Kami ingin menyampaikan aspirasi terkait ketenagakerjaan yang pernah dijanjikan oleh pihak kawasan (KEK ). Janji 60 persen penyerapan tenaga kerja sejauh ini belum terealisasi," ujarnya.

Sementara itu, salah satu warga, Sahroni, menyebut pembangunan kawasan sangat terdampak bagi warga Mengare Komplek yang keseharian bekerja sebagai nelayan dan petambak. Mereka yang terdampak dijanjikan diprioritaskan bekerja di PTFI yang sudah mulai beroperasi.

Baca Juga: Siska, Kabid Koperasi Diskoperindag Gresik yang Terjerat Korupsi Hibah UMKM Dikenal Sederhana

"Kami menuntut hak hak kita sebagai warga Mengare disejahterakan dengan adanya smelter. Karena kami beranggapan sebagai warga lokal terutama berada di ring satu penyerapan tenaga kerjanya harus besar. Sampai saat ini belum kami rasakan," paparnya.

Dengan adanya demo ini, ia berharap ada solusi melalui mediasi antara kedua belah pihak. Apabila mediasi tidak tercapai, tidak menutup kemungkinan warga akan menggelar demo lagi dengan massa yang lebih banyak.

"Ketika aspirasi sudah kita sampaikan ke PT , tetapi nanti tidak ada mediasi maka kita akan bawa massa yang lebih besar lagi. Kita buktikan bahwasanya kalau kita ini warga lokal yang kompak," ucapnya.

Baca Juga: Freeport Indonesia Raih 4 Penghargaan Good Mining Practice Award 2024

Sementara itu, Vice President (VP) Corporate Communications PTFI, Katri Krisnati, menyatakan pihaknya senantiasa mematuhi ketentuan dari pemerintah provinsi dan daerah mengenai prioritas tenaga kerja dari desa sekitar perusahaan yang telah memenuhi kualifikasi, dan spesifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan.

"PTFI terbuka kepada setiap perusahaan lokal yang ingin bekerja sama dan berkontribusi dalam operasional dengan melewati proses kualifikasi, verifikasi, dan evaluasi," katanya. (hud/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Viral! Video Manusia Menikahi Kambing di Gresik, Bupati Mengecam: Jahiliyah!':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO